Monday, August 31, 2009

8 HIKMAH RAMADAN

Rasulullah saw. memberikan sambutannya menjelang Bulan Suci Ramadhan. “Wahai segenap manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung penuh berkah bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasa di siang harinya sebagai kewajiban, dan qiyam di malam harinya sebagai sunnah. Barangsiapa menunaikan ibadah yang difardukan, maka pekerjaan itu setara dengan orang mengerjakan 70 kewajiban.

Ramadhan merupakan bulan kesabaran dan balasan kesabaran adalah surga. Ramadhan merupakan bulan santunan, bulan yang dimana Allah melapangkan rezeki setiap hamba-Nya. Barangsiapa yang memberikan hidangan berbuka puasa bagi orang yang berpuasa, maka akan diampuni dosanya, dan dibebaskan dari belenggu neraka, serta mendapatkan pahala setimpal dengan orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang berpuasa tersebut.” (HR Khuzaimah)

Sambutan Nabi Muhammad saw. ini merupakan teladan bagi umatnya dalam menghadapi datangnya Bulan Ramadhan. Sambutan hangat penuh kegembiraan yang Beliau sampaikan menunjukkan perlunya tarhib Ramadhan seperti khutbah Nabi ini ditradisikan kaum muslimin. Jika ada satu momen dimana kepala negara menyampaikan pidatonya tentulah momen tersebut bukan momen biasa. Itu sebuah program superpenting dengan momen paling istimewa. Demikian pula dengan bulan Ramadhan yang penuh dengan keunggulan dan kemuliaan.

Dari hadits tersebut, Nabi kita menyebutkan 8 keistimewaan Ramadhan dibandingkan bulan-bulan lainnya, yaitu:

1. Syahrun Azhim (Bulan Yang Agung)

Azhim adalah nama dan sifat Allah Ta’ala. Namun juga digunakan untuk menunjukkan kekaguman terhadap kebesaran dan kemuliaan sesuatu. Sesuatu yang diagungkan Nabi tentulah memiliki nilai yang jauh lebih besar dan sangat mulia dengan sesuatu yang diagungkan oleh manusia biasa. Alasan mengagungkan bulan Ramadhan adalah karena Allah juga mengagungkan bulan ini. Firman Allah, “Waman yu’azhim sya’iirillah fa-innahha mintaqwal quluub, barangsiapa mengagungkan syiar-syiar agama Allah, maka itu datang dari hati yang bertakwa.”

Diagungkan Allah karena pada bulan inilah Allah mewajibkan puasa sebagai salah satu dari lima rukun Islam. Allah Yang Maha Pemurah Penyayang menetapkan dan mensucikan bulan ini kemudian memberikan segala kemurahan, kasih sayang, dan kemudahan bagi hamba-hamba yang ingin mendekatkan diri kepada-Nya.

2. Syahrul Mubarak

Bulan ini penuh berkah, berdayaguna dan berhasil guna, bermanfaat secara maksimal. Detik demi detik di Bulan Suci ini bagaikan rangkaian berlian yang sangat berharga bagi orang beriman. Pasalnya semua perbuatan kita di saat berpuasa menjadi ibadah berpahala yang balasannya langsung dari Allah. Amal baik sekecil apapun nilainya
dilipatgandakan sehingga kita menjadi puas dalam melakukannya.

Keberkahan Ramadhan oleh Nabi kita secara garis besar dibagi 3, yaitu 10 malam periode pertama penuh rahmat Allah, 10 berikutnya diisi dengan ampunan (maghfirah), sedangkan di 10 malam terakhir merupakan pembebas manusia dari api neraka. Keberkahan yang Allah berikan ini akan optimal jika kita mengelola waktu pendekatan diri kepada Allah sebagaimana arahan Rasulullah saw.

3. Syahru Nuzulil Qur’an

Allah mengistimewakan Ramadhan sekaligus menyediakan target terbesar, yaitu menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Simaklah firman Allah dalam rangkaian ayat puasa, “Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan bagi petunjuk, dan furqan
(pembeda).” (Al-Baqarah: 185)

Ayat di atas menjelaskan bahwa target utama amaliyah Ramadhan membentuk insan takwa yang menjadikan Kitabullah sebagai manhajul hayat (pedoman hidup). Dapat dikatakan bahwa Ramadhan tidak dapat dipisahkan dengan Al-Qur’an. Rasulullah saw. mendapatkan wahyu pertama pada bulan Ramadhan dan di setiap bulan Ramadhan Malaikat Jibril datang sampai dua kali untuk menguji hafalan dan pemahaman Rasulullah saw. terhadap Al-Qur’an. Bagi ummat Muhammad, ada jaminan bahwa Al-Qur’an kembali nuzul ke dalam jiwa mereka manakala mengikuti program Ramadhan dengan benar.

4. Syahrus Shiyam

Pada Bulan Ramadhan dari awal hingga akhir kita menegakkan satu dari 5 rukun (tiang) Islam yang sangat penting, yaitu shaum (puasa). Kewajiban puasa sebagaimana kewajiban ibadah shalat 5 waktu. Maka sebulan penuh seorang muslim mengkonsentrasikan diri untuk ibadah sebagaimana dia mendirikan shalat Subuh atau Maghrib yang memakan waktu beberapa menit saja. Puasa Ramadhan dilakukan tiap hari dari terbit fajar hingga terbenam matahari (Magrib). Tidak cukup menilai dari yang membatalkannya seperti makan dan minum atau berhubungan suami-istri di siang hari saja, tetapi wajib membangun akhlaqul karimah, meninggalkan perbuatan maksiat dan yang makruh (yang dibenci Allah).

5. Syahrul Qiyam

Bulan Ramadhan menggairahkan umat Islam untuk menjalankan amalan orang-orang saleh seperti sholat tahajjud dan membaca Al-Qur’an dengan benar di dalam shalat malamnya. Di Bulan Ramadhan Kitabullah mengisyaratkan bahwa untuk mendapatkan ketinggian derajatnya setiap mukmin sangat dianjurkan shalat tarawih dan witir agar di luar Ramadhan dia bisa terbiasa mengamalkan qiyamullail.

6. Syahrus Sabr (bulan sabar)

Bulan Ramadhan melatih jiwa muslim untuk senantiasa sabar tidak mengeluh dan tahan uji. Sabar adalah kekuatan jiwa dari segala bentuk kelemahan mental, spiritual dan operasional. Orang bersabar akan bersama Allah sedangkan balasan orang-orang yang sabar adalah surga.

Sabar lahir bersama dengan segala bentuk kerja besar yang beresiko seperti dalam dakwah dan jihad fi sabilillah. Ramadhan melatih muslim beramal islami dalam berjamaah untuk meninggikan kalimat Allah.

7. Syahrul Musawwah (Bulan Santunan)

Ramadhan menjadi bulan santunan manakala orang-orang beriman sadar sepenuhnya bahwa puasanya mendidik mereka untuk memiliki empati kepada fakir miskin karena merasakan lapar dan haus sebagaimana yang mereka rasakan. Karena itu kaum muslimin selayaknya menjadi pemurah dan dermawan. Memberi dan berbagi harus menjadi watak yang ditanamkan.

Segala amal yang berkaitan dengan amwal (harta) seperti zakat fitrah sedekah, infak, wakaf, dan sebagainya, bahkan zakat harta pun sebaiknya dilakukan di bulan yang mulia ini. Memberi meskipun kecil, bernilai besar di sisi Allah. Siapa yang memberi makan minum pada orang yang berpuasa meskipun hanya seteguk air, berpahala puasa seperti yang diperoleh orang yang berpuasa.

8. Syahrul Yuzdaadu fiihi Rizqul Mu’min

Bulan ini rezeki orang-orang beriman bertambah karena segala kemudahan dibuka oleh Allah seluas-luasnya. Para pedagang akan beruntung, orang yang jadi pegawai dapat kelebihan pendapatan dan sebagainya. Namun rezeki terbesar adalah hidayah Allah kemudian hikmah dan ilmu yang begitu mudah diperoleh di bulan mulia ini.

Sunday, August 30, 2009

ALHAMDULILLAH

Kata alhamdulillah selalunya mewakili rasa terima kasih.


MAKNA DALAM GAMBAR


DAKWAH DENGAN BLOG (INTERNET)

Berdakwah melalui blog, boleh berkesan ke?



“Berblog kerana terpaksa, terseksa!” saya menyelitkan penerangan.

“Berblog untuk menerima, terima duit, terima pengunjung, terima manfaat, lebih bagus dan boleh fokus. Tapi ia belum cukup bagus,” saya menambah lagi.

“Berblog untuk memberi, mencari makna hidup dengan menyumbangkan kebaikan dan nasihat serta panduan… itulah kemuncak kepuasan dalam berblog. Justeru saya pilih tag blog Saifulislam.Com sebagai ERTI HIDUP PADA MEMBERI” saya menyambung bicara.

“Dengan syarat, memberi itu dengan rasa kasih sayang,” penerangan disudahkan.

Nilaikanlah sendiri apa motif atau niat anda untuk membuka blog. Apakah kerana terpaksa disebabkan oleh trend rakan-rakan yang membuka blog? Apakah sekadar memikirkan apa manfaat yang mahu diterima, dengan membuka 100 blog yang hanya mempunyai iklan untuk menjana duit? Atau ada sesuatu yang lebih besar daripada semua itu? Mahu MEMBERI?



Membuka blog dan memulakannya amat mudah. Semudah membuka akaun email. Jika seseorang itu boleh menggunakan Microsoft Word, pasti mengendalikan wordpress.com atau blogspot.com tidak menjadi masalah buatnya.

Tetapi persoalan yang besar ialah pada istiqamah. Konsistensi yang mahu dipertahankan dalam perjalanan yang panjang. Alhamdulillah setelah lebih 10 tahun memilik halaman web sendiri, daripada sebuah personal website kepada apa yang dinamakan hari ini sebagai BLOG, beberapa nasihat boleh dikongsikan bersama untuk mencari kekuatan yang didambakan oleh seorang penulis.

Salah satu unsur penting untuk kejayaan sebuah blog ialah pada menjadikannya sebuah blog yang unik dan tersendiri. Keunikan itu sukar untuk timbul jika kita sekadar cut and paste artikel daripada halaman lain atau sekadar menulis pengetahuan yang kita tahu. Keunikan boleh timbul daripada sesuatu yang hanya dimiliki secara eksklusif oleh setiap individu seperti cap jarinya iaitulah sebuah PENGALAMAN.

Banyakkan menyelitkan pengalaman diri kerana itulah elemen yang menjadikan blog kita tidak sama dengan mana-mana blog lain. Angkat pengalaman itu sebagai mutiara yang berharga dalam hidup, dan latihlah diri untuk berupaya menafsirkan pengalaman hidup hingga terbit ibrah daripadanya.




Tidak dilupakan, aspek kualiti bahasa.

Menulis dengan bahasa yang korupsi, bukan sahaja akan menjadikan sebuah blog tidak diminati oleh kelompok yang tidak berbahasa dengan slanga yang sedemikian rupa, malah penulis blog itu sendiri akan mual membaca catatannya semasa mendukung anak ketiga sambil menyelak arkib.

Kualiti bahasa itu adalah kadar nyawa bagai upaya malar segar sesebuah blog dan artikel yang dihasilkan.

Tentu sekali, faktor paling besar ialah pada membawa keluarga untuk sama-sama menjadi sebahagian daripada blog kita.

Daripada sesuatu yang dianggap mencuri masa oleh sang isteri, saya tidak jemu-jemu untuk mengubah suai persepsi isteri dan keluarga hingga akhirnya blog saifulislam.com menjadi wadah untuk kami berdua merakamkan proses belajar dan mengajar dalam rumahtangga sendiri,

PEREMPUAN & KESAKTIANNYA

KUASA PUJUKAN PEREMPUAN
* Kehebatan perempuan dalam pujuk rayu tidak dapat disangkal
lagi. Tidak ada perempuan yang tidak mahir dalam seni ini. Kaum lelaki
boleh dipujuk dan dirayu untuk melakukan apa sahaja mengikut
kehendaknya.

* Beberapa contoh keruntuhan empayar yang dibina oleh lelaki
disebabkan daya pujukan wanita :

1. Napoleon Bonarparte dan Josephine.
2. Anthony dan Cleopatra
3. Hitler dan Matahari
4. Samson dan Delila
5. Abu Lahab dan Hendon

* Beberapa contoh wanita yang menjadi kekuatan kepada kepimpinan
seorang lelaki sehingga berjaya mengatasi segala ujian dan cabaran
tanpa
melemahkan semangat juang mereka dalam menegakkan kebenaran dan
kekuatan
agama :

1. Nabi Muhammad saw dan Siti Khadijah serta isteri-isteri
beginda yang lain.
2. Nabi Ayub dan Siti Rahmah.
3. Nabi Ibrahim dan Siti Sarah serta Siti Hajar.
4. dan banyak contoh lagi orang-orang muslim yang lain.



KUASA KEJELITAAN PEREMPUAN
* Hal ini diketahui oleh semua orang. Kejelitaan perempuan boleh
menumbangkan ramai lelaki hingga banyak yang terarah melakukan
perkara-perkara yang tidak wajar. Sebaliknya kuasa jelita yang ada pada
kaum muslimah boleh menimbulkan kecintaan yang tinggi terhadap Allah di
mana seorang isteri boleh mempengaruhi suami dalam hal-hal yang
diredhai
Allah.


KUASA LAYANAN PEREMPUAN
* Kaum lelaki mudah goyah dan alah dengan layanan yang baik, apa
lagi dari perempuan yang sangat dikasihi seperti isteri dan ibu.
Layanan
baik yang disalurkan kepada orang yang berhak menerimanya, bukan sahaja
mendatangkan keredhaan Allah tetapi memungkinkan apa yang diminta akan
dipenuhi dengan mudah.

KUASA DOA PEREMPUAN
* Doa perempuan lebih makbul dari lelaki kerana sifat
penyayangnya lebih kuat dari lelaki. Sebagaimana hadis Rasulullah saw:

"Doa ibu itu lebih cepat makbul." Orang bertanya:"Kenapa ya
Rasulllah ?" Jawab baginda : "Ibu lebih penyayang dari bapa dan doa
dari
orang yang penyayang tidak akan sia-sia."



KUASA TAQWA PEREMPUAN
* Ketaqwaan adalah kuasa paling sempurna dan terbaik dalam
menangani apa jua masalah. Orang yang paling bertaqwa adalah orang yang
paling dikasihi Allah. Allah tidak akan membiarkan orang yang
dikasihiNya melainkan dipelihara serta sentiasa dirahmatiNya.

* Kuasa taqwa lebih mudah diperolehi oleh perempuan berbanding
lelaki kerana kehalusan budi yang ada pada perempuan adalah merupakan
penjara daripada melakukan hal-hal yang mendatangkan dosa. Berbanding
lelaki yang sebahagian hidupnya berada di luar rumah serta terdedah
kepada pelbagai godaan, cubaan dan ujian.

* Kekuasaan taqwa ini pula oleh kemuliaan yang diberikan oleh
Allah swt sehingga setiap lelaki pasti memerlukan perempuan untuk
menghirupkan udara ini atau dalam perkataan lain setiap lelaki pasti
dilahirkan oleh perempuan kecuali Nabi Adam a.s. Sekuat-kuat lelaki,
kuat lagi perempuan kerana lelaki itu sendirinya datang dari perut
perempuan yang menghamilkannya dan melahirkannya ke dunia, kemudian
melatih, mendidik, memelihara dari kecil hingga dewasa.

* Kemuliaan perempuan akan lebih nyata, jika ditambah dengan
ketaatan kepada kaum lelaki yang berhak atasnya sebagaimana maksud
hadis
Rasulullah saw:

"Perempuan yang taat kepada suaminya, semua burung di udara, ikan
di air, malaikat di langit, matahari dan bulan : semuanya beristighfar
baginya (isteri) selagi mana ia masih taat kepada suaminya dan
diredhainya (serta menjaga solat dan puasanya)."

MONYET & MAJIKAN

Kurun ke 14, cerita pendek dari negara China oleh Liu-Ji. Di zaman feudal, dalam negeri Chu seorang lelaki tua dapat hidup dengan mengekalkan banyak monyet jagaannya agar sentiasa berkhidmat kepadanya. Orang-orang di negeri Chu itu memanggilnya, Ju Gong iaitu Ketua Monyet atau Penjaga Monyet.

Setiap pagi, lelaki tua itu akan mengumpulkan semua monyet tadi di laman rumahnya, dan mengarahkan monyet yang paling tua untuk mengetuai yang lainnya menuju ke gunung bagi mengutip buah daripada belukar dan dahan-dahan pokok. Di sana ada peraturan bahawa setiap monyet itu, satu per sepuluh (1/10) daripada kutipan akan diserahkan kepada orang tua tersebut. Kepada yang gagal untuk berbuat demikian, akan dipukul dengan kuat. Semua monyet itu selalu terkena begitu dan takut, tapi tak berani menentang.


Satu hari, seekor monyet kecil bertanya kepada monyet yang lain: “Adakah lelaki tua itu yang menanam semua pokok buah dan belukar itu?” Monyet yang lain menjawab: “Tidak, semuanya tumbuh membesar semulajadi.” Monyet kecil tadi bertanya lagi: “Tak bolehkah kita ambil buah ini tanpa kebenaran lelaki tua itu?” Yang lain membalas: “Boleh, kita semua boleh.” Monyet itu menyambung: “Habis tu, mengapa kita masih bekerja dan berkhidmat untuk lelaki tua itu?”

Sebelum monyet kecil itu sempat menghabiskan ayat terakhirnya itu, semua monyet yang mendengar bagaikan diberi pencerahan ‘minda’ dan bangkit dari lena.

Malam yang sama juga, melihatkan lelaki tua tadi sudah nyenyak tidur. Semua monyet telah berpakat mengambil kesemua buah yang telah mereka kutip selama ini. Monyet-monyet itu masuk ke dalam belukar dan tidak pernah kembali lagi. Akhirnya lelaki tua itu mati kelaparan.

“Sesetengah manusia di dunia ini memerintah orangnya dengan menipu dan helah dan orang itu tidak pula mempunyai prinsip yang mulia. Tidakkah mereka yang seperti itu lagak seperti Ketua Monyet tadi? Mereka tidak sedar akan kekeliruan dan kebodohan mereka. Apabila orang yang dipimpin (rakyat) itu sedar dan bangkit, segala helah dan penipuan mereka takkan berguna lagi.”

DAKWAHKAN POLITIK

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin atas segala-galanya.
Cacamarba! Haru-biru! Keliru! Celaru! Mungkin inilah antara sebaik-baik kata bagi menggambarkan senario hodoh dan politik serba mungkin Malaysia hari ini.

Saya sesungguhnya berminat dengan politik dan percaya betapa “politik itu baik, akan tetapi ramai ahli politik yang kurang baik.”

Ramai yang berpolitik secara jujur, namun tidak kurang juga yang mengamalkan politik kemunafikan. Saya sentiasa berpolitik (dalam maknanya yang luas dan luwes) meskipun secara zahir tidak di atas pentas parti politik.

Sebagai penonton yang baik di dalam sebuah negara demokrasi berperlembagaan, saya pastinya mempunyai pendirian politik tertentu tetapi buat masa ini saya lebih berminat menumpukan pada usaha dakwah berbanding menekuni silat siasah secara langsung. Apa yang pasti, saya mengimpikan sebuah negara yang aman makmur “baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur”! Berdiri di atas landasan yang kekal dan betul.

[Definisi Politik: Politik adalah proses dan cara membuat keputusan untuk sesuatu kumpulan. Walaupun ia biasanya digunakan bagi merujuk kepada kerajaan, tingkahlaku politik juga boleh didapati di bidang korporat, akademik, agama dan institusi lain. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan, di samping turut boleh dilihat dari sudut pandang yang berbeza antaranya:

* politik adalah usaha yang ditempuh oleh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama
* politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
* politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di dalam masyarakat
* politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.]

disadur dari: http://captainsyazwan.blogspot.com/

BERANI SHALAT KETIKA LETIH?




Muhasabah Ramadan....
Kalau kita letih pastinya kita akan rehat iaitu dengan duduk rilek, tidur, dll.
Lain halnya Rasulullah, jika beliau letih justeru salat didirikan.

HUKUMAN SEBAT: MEMBUAT TAKUT ATAU INSAF?



Bapa wanita pertama yang dijatuhi hukuman enam sebatan oleh Mahkamah Syariah Kuantan, Kartika Sari Dewi, mengakui hatinya bagai disentap bila mengetahui anaknya itu minum arak di khalayak ramai.

Apa yang dilakukannya sangat aneh dan mungkin tidak masuk akal. Mana tidaknya, hukuman enam sebatan ke atasnya bukan sahaja diterima dengan hati terbuka bahkan mahu ia dilaksanakan segera.

Bagi Kartika Sari Dewi Shukarno, 33, hukuman yang diputuskan Mahkamah Tinggi Syariah Kuantan itu mesti dijalani.
Isnin lalu, Kartika dijatuhi hukuman denda RM5,000 dan enam sebatan oleh Hakim Datuk Abdul Rahman Yunus selepas didapati bersalah mengambil minuman keras di khalayak ramai di sebuah hotel di Cherating, Pahang.


Tiada langsung hasrat untuk merayu malah kata Kartika, tidak pernah terlintas di fikiran untuk dia melarikan diri daripada menerima 'hukuman dunia' atas ketelanjurannya dua tahun lalu itu.

"Saya mengaku dan amat kesal dengan perbuatan itu. Ia bukan sahaja memalukan diri tetapi turut membawa penghinaan kepada seluruh keluarga saya.

"Saya harap hukuman itu dapat dijalankan secepat mungkin supaya ia memberi pengajaran kepada orang lain," kata ibu kepada dua anak ini di Ipoh, Perak, Rabu lalu.

Kartika bakal bergelar wanita Islam pertama dihukum sebat di bawah Seksyen 136, Enakmen Pentadbiran Agama Islam dan Adat Resam Melayu Pahang 1982.

"Tiada siapa yang paksa saya supaya meminta hukuman itu dilaksanakan segera. Ia lahir daripada rasa keinsafan yang amat mendalam," katanya.

Terlepas daripada hukuman penjara, Kartika telah melunaskan bayaran denda RM5,000 itu.

Bagaimanapun, peristiwa beliau dicekup pihak berkuasa ketika asyik meneguk minuman keras itu benar-benar meninggalkan kesan mendalam.

"Semua ini ketentuan Allah. Saya dibalas kerana terleka serta memandang ringan soal agama meskipun sudah dididik supaya menjauhi arak.

"Jika saya tidak ditangkap, mungkin saya masih hanyut dalam keseronokan dunia," katanya.

Berasal dari Sungai Siput, Perak, Kartika dibesarkan dalam keluarga yang mementingkan nilai kekeluargaan serta kewajipan sebagai seorang Islam.

Bapanya, Shukarno Abdul Mutalib, 60, seorang pengusaha resort di Kuala Kangsar, adalah seorang yang kuat agama.

Mendirikan rumah tangga dengan warga Singapura, Mohamad Afendi, 35, Kartika mengakui insiden di Cherating itu adalah kali pertama dan terakhir beliau minum arak.

Ia tidak kena-mengena dengan kerjayanya sekarang iaitu model sambilan di Singapura, negara yang telah didiaminya selama 15 tahun.

Wanita ini bernasib baik kerana keluarga terutama ibu, bapa dan suaminya menerima kejadian itu dengan hati terbuka.

Dalam satu pertemuan dengan Jurnal Jumaat lalu, Shukarno tanpa berselindung mengakui hatinya bagaikan ditusuk dan direntap tatkala mengetahui anak yang diasuhnya dengan nilai-nilai keagamaan itu telah melakukan satu dosa besar.

"Luluh hati saya kerana semua sembilan anak saya termasuk Kartika diberikan ilmu agama yang sepatutnya mampu membawa mereka ke jalan yang diredai Allah.

"Namun, saya tahu dia hanya tergelincir dan menjadi kewajipan saya sebagai wali, 'membawanya pulang'.

"Anak lelaki saya, Subandrio dan seorang lagi anak perempuan bersama suaminya, juga tinggal di rumah yang sama dengan Kartika di Singapura. Pendek kata, segala pelakuan Kartika pasti diketahui adik-beradiknya yang lain," katanya.

Tidak mahu dianggap riak apatah lagi dicap sebagai individu yang mahu memperbesar-besarkan tindakan anaknya yang mahu hukuman sebat itu dipercepatkan, Shukarno percaya apa yang berlaku ada hikmahnya.

"Saya dan keluarga tidak pernah memujuk atau mendesak Kartika supaya reda dengan hukuman itu.

"Jika sepanjang dua tahun ini dia boleh turun naik mahkamah, mengapa perlu mengelak untuk menerima hukuman?

"Sebagai seorang Islam dan menjunjung kedaulatan undang-undang, Kartika tidak perlu takut menghadapinya," katanya.



Pandangan ULAMA

Meminum arak (khamar) adalah satu kesalahan jenayah di bawah hukuman Hudud. Empat orang Mujtahid pengasas Mazhab terkemuka dalam Islam berpendapat bahawa peminum khamar dikenakan hukuman hudud.

Mazhab Syafie.
i. Imam Nawawi: dikenakan hudud ke atas peminumnya melainkan kanak-kanak, orang gila, Kafir harbi dan Zimmi [Mughni Muhtaj IV:187]. Ungkapan yang sama dalam Tahfatul, Nihayatul dan Mughni Muhtaj. Hanya dalam kitab Tahfatul Muhtaj ditambah dengnan Mu’ahad: Harbi, Muahid kerana tidak terikatnya Zimmi, maka tidak terikat kerana adami [Nihayatul Muhtaj, VIII:12].

ii. Muhazzab: Jika mereka (kafir zimmi) berpegang bahawa arak itu dibolehkan maka tidak dikenakan (hudud) ke atas mereka kerana mereka tidak berpegang pada keharamannya, maka tidak boleh dikenakan (had) seperti kekufuran mereka tetapi jika mereka menzahirkan hal tersebut maka hendaklah ditakzir kerana mereka telah menzahirkan kemungkaran dalam Negara Islam [Muhazzab II:256].

Mazhab Hambali
i. Al-Iqna’ : Jika seseorang telah meminumnya itu merdeka, Muslim, Mukkalaf, sukarela dan tahu bahawa kalau banyak ianya memabukkan samada daripada jus anggur, atau dari lain-lain yang memabukkan, sedikit atau banyaknya, meskipun tidak memabukkan peminumnya maka hendaklah dihudud 80 kali sebatan. [Iqna’, Syariffuddin IV:267]

ii. Tidak dikenakan zimmi kerana minum arak, namun jika mabuk dikenakan hudud. Pendapatku jika mabuk dikenakan had, tapi sebaliknya tidak. [ Maharrar II : 163]

iii. Tidak dikenakan had ke atas orang kafir yang minum [ Al-gayatul Muntaha III : 313]

Mazhab Maliki
i. Malik berkata “Jika ahli kitab dijumpai minum arak atau melakukan zina, mereka dibiarkan (tanpa hukuman), kecuali mereka menzahirkannya maka mereka akan dihukum. [A-Mudawanatul Kubra 4:256]

ii. Jika orang kafir ditemui mabuk maka dibiarkan kecuali jika dizahirkan perbuatannya (minum arak secara terbuka). [ Al-Mudawwanah 4:256]

Mazhab Hanafi
i. Maka tidak akan dikenakan hukuman hudud ke atas zimmi, harbi dan musta’min kerana minum dan tidak juga kerana mabuk pada zahir riwayat [Badai’ Sanai’ 7:39]

ii. Ungkapan Al-Hakim dalam Kafi tentang minum, “Tidak ada had ke atas zimmi jika minum” [Hasyiyatul raddul Muktar 4:37]

Dari penjelasan di atas, pesalah yang disabit kesalahan kerana minum khamar hendaklah dikenakan sebatan menurut hukum hudud, bukan menurut undang-undang selainnya. Malah, sebahagian mazhab berpendapat bahawa jika orang kafir zimmi yang menzahirkan perbuatan minum arak di tempat umum hingga mabuk dikenakan hudud, apatah lagi jika orang Islam yang melakukannya. Apa lagi laksanakan segera kalau hanya sekadar kenyataan sahaja belum cukup untuk membuktikan bahawa kita benar-benar ingin melaksanakan syariat Islam. Jangan tangguh2 lagi..Kembalikan Hukuman Syariat Islam di Malaysia.

ASAS PENGAJIAN KEMANUSIAAN

Subjek:

Asas Pengajian Kemanusiaan



Disediakan:

NUR AINY ACHMAD RAWI (IEJ 070005)

UMI KHALSM IBRAHIM (IEJ 080073)

SITI AMIRAH MOHAMED PAUZY (IEJ 080066)



Pensyarah:

Ustadhah Farida bt. Mohd. Sairi





Jabatan Dakwah dan Pembangunan Insan

Akademi Pengajian Islam

Universiti Malaya

Sesi 2009/ 2010
MANUSIA DI ANTARA DUA BENTUK PERHAMBAAN



Dari segi lahiriahnya, manusia diciptakan oleh Allah SWT mempunyai berbagai-bagai kelemahan jika dibandingkan dengan makhluk-makhlukNya yang lain. Namun demikian, manusia telah dikurniakan oleh Allah SWT satu kelebihan iaitu akal dalam sifat rohaniyah. Dengan adanya akal inilah maka manusia menjadi makhluk yang paling istimewa dibandingkan dengan makhluk-makhluk yang lain. Dengan adanya akal, manusia dapat menguasai makhluk-makhluk yang lain serta mencipta tamadun mereka sendiri. Tetapi perlu diingat, bahawa dengan adanya akal semata-mata tidaklah menjadikan manusia lebih mulia dari makhluk-makhluknya yang lain. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia Dalam bentuk Yang sebaik-baiknya . kemudian panjang Kami kembalikan Dia ke serendah-rendah peringkat orang-orang Yang rendah”. (surah at-tin: 4-5)



Sesungguhnya kemuliaan dan ketinggian darjat yang membezakan manusia dari seluruh makhluk adalah terletak pada kesediaannya untuk berma’rifah dengan Allah SWT dengan kalbu, bukan hanya semata-mata anggota jasmaninya. Atau dengan lain perkataan manusia menjadi mulia dengan adanya iman. Tanpa iman, kedudukan manusia pada sisi Allah SWT pada hakikatnya adalah lebih hina daripada haiwan ternakan. Tiada yang membezakan manusia dan haiwan selain jasmani lahir melainkan iman. Kenyataan ini dapat dilihat di dalam firman Allah SWT:

“Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk neraka jahanam banyak dari jin dan manusia Yang mempunyai hati (Tetapi) tidak mahu memahami dengannya (ayat-ayat Allah), dan Yang mempunyai mata (Tetapi) tidak mahu melihat dengannya (bukti keesaan Allah) dan Yang mempunyai telinga (Tetapi) tidak mahu mendengar dengannya (ajaran dan nasihat); mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi; mereka itulah orang-orang Yang lalai”

(Surah al-A’raf:179)

Di samping akal , manusia juga dikurniakan oleh Allah SWT qalbu. Hujjatul Islam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin menggambarkan qalbu manusia sebagai medan perebutan di antara roh suci dan nafsu jahat atau pun kita katakan qalbu manusia menjadi perebutan di antara malaikat dan syaitan.

Kedua-dua mereka sentiasa berebut-rebut untuk menguasai qalbu manusia. Tetapi dalam banyak hal syaitanlah yang selalunya menang kerana ia turut dibantu oleh nafsu yang sememangnya terdapat di dalam diri manusia sendiri. Syaitan dan nafsu sentiasa malah sering bekerjasama untuk menguasai qalbu manusia, ditambah pula di zaman akhir-akhir ini pelbagai unsur luaran turut sama membantu mempengaruhi qalbu manusia.

Al-Ghazali menyebut: “ Kebanyakan hati itu tewas ditakluki oleh tentera-tentera syaitan, maka penuhlah dia dengan hasutan-hasutan dan cucukan-cucukannya supaya kenikmatan segeralah yang mesti dicari dan diutamakan oleh mereka sambil mengenepikan nikmat yang dijanjikan untuk hari akhirat. Langkah permulaan bagi penaklukannya ialah dengan menyuruh mereka menurut hawa nafsu dan tidak mungkin hati-hati ini ditawan kembali melainkan dengan menghalaukan tentera-tentera syaitan itu yang berupa runtunan-runtunan hawa nafsu dan isikan dia dengan ingatan atau zikir kepada Allah SWT yang menjadi tapak bagi penjelmaan kesan-kesan malaikat”.

Akal yang dikurniakan oleh Allah SWT kepada manusia merupakan suatu alat yang dapat dipergunakan oleh manusia untuk berfikir untuk menentukan manakah yang benar dan yang salah. Akal manusia dapat dipergunakan untuk berfikir atau memikirkan tentang kehebatan dan kebesaran alam ciptaan Allah SWT ini. Firman Allah SWT:

“Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi, dan pada pertukaran malam dan siang, ada tanda-tanda bagi orang-orang Yang berakal (Iaitu) orang-orang Yang menyebut dan mengingati Allah semasa mereka berdiri dan duduk dan semasa mereka berbaring mengiring, dan mereka pula memikirkan tentang kejadian langit dan bumi (sambil berkata): "Wahai Tuhan kami! tidaklah Engkau menjadikan benda-benda ini Dengan sia-sia, Maha suci engkau, maka peliharalah Kami dari azab neraka”. (Surah al-Imran: 190-191)

Sungguhpun demikian, akal manusia memerlukan nur dari al-Quran dan Sunnah. Tanpa bimbingan dari keduanya, manusia akan hilang punca dan mereka akan tersesat dari jalan kebenaran dan secara mudah akan mengabdikan diri kepada selain Allah. Akal seumpama inilah yang dimiliki oleh golongan yang tidak beriman samada berfahaman athheis, sekularis, nasionalis, sosialis dan sebagainya. Mereka seolah-olah berfikir bahawa hidup di muka bumi ini tidak perlu kepada panduan Ilahi, bahkan memadai dengan menggunakan akal mereka semata-mata. Hasil yang demikian tidaklah menghairankan jika mereka melaungkan semboyan “Tuhan telah mati”.

Hari ini kita melihat kemajuan duniawi yang membawa tamadun baru kepada manusia telah berjaya melahirkan generasi manusia yang terlalu amat cenderung dan cintakan kebendaan. Generasi yang bertindak mengenepikan agama sama sekali, dan kalau pun ada hanya yang berbentuk upacara semata-mata. Generasi yang berani melakukan sewenang-wenangnya pelbagai bentuk kemungkaran dan kederhakaan terhadap Allah SWT dengan tidak pernah memikirkan sebarang bentuk risiko yang akan mereka hadapi di akhirat kelak.

Mengapa berlakunya keadaan sedemikian? Ia tidak lain melainkan disebabkan oleh qalbu manusia kini telah dijajah dan terhijab oleh pengaruh-pengaruh yang dibawa oleh syaitan dan hawa nafsu. Akibat tiadanya iman dan tidak tunduk kepada syari’at Allah SWT mengakibatkan manusia terjerumus ke lembah kehinaan dengan mengabdikan diri kepada syaitan dan hawa nafsu mereka. Bukankah di sana Allah SWT memperingatkan manusia:

"Bukankah Aku telah perintahkan kamu Wahai anak-anak Adam, supaya kamu jangan menyembah Syaitan? Sesungguhnya ia musuh Yang nyata terhadap kamu!Dan hendaklah kamu menyembahKu; Inilah jalan Yang lurus. Dan Sesungguhnya Syaitan itu telah menyesatkan golongan Yang ramai di antara kamu mengetahui maka tidakkah sepatutnya kamu berfikir dan insaf?” (Surah Yasin: 60-62)





Ahli-ahli agama dan falsafah moral menggelar dan menamakan manusia golongan ini sebagai “hamba kebendaan” Lebih tepat lagi dikatakan bahawa manusia golongan ini ialah manusia yang jiwa dan pemikirannya hanya semata-mata mengabdikan diri kepada kebendaan. Apa sahaja yang mereka fikir atau perbuat adalah bematlamatkan kebendaan. Bahkan kalau pun mereka melakukan sesuatu yang dinamakan kebajikan adalah bermatlamatkan kebendaan.

Dari apa yang dilihat dalam kehidupan sebahagian besar umat manusia hari ini, ternyata bahawa nilai-nilai kebendaan telah berjaya menduduki tempat pertama pada matlamat perjuangan hidup manusia. Keadaan ini wujud hampir dalam seluruh bidang kehidupan seperti pendidikan, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya.

Apakah unsur-unsur besar yang mempengaruhi diri dan tindak tanduk manusia sehingga mencorakkan tamadun hidup sedemikian?

Apa yang pasti, puncanya adalah pada diri manusia itu sendiri. Atau kalaulah itu satu kesalahan, maka puncanya adalah dari kesilapan manusia itu sendiri. Manusialah yang membinasakan kehidupan mereka itu sendiri. Benar atau tidaknya dapat dilihat kepada kehidupan manusia itu sendiri.

Dari segi fizikal, manusai adalah terlalu kerdil untul dibandingkan dengan makhluk-makhluk ciptaan Allah SWT yang lain. Tetapi di sebalik itu, manusialah yang menjadi punca segala-galanya. Itulah ukuran besar atau tidaknya pengaruh manusia di dalam kehidupan di muka bumi ini. Bahkan pelbagai kerosakan dan kemusnahan yang berlaku di muka bumi ini adalag akibat dan ikhtiar manusia sendiri. Ini bertepatan sekali dengan kenyataan Allah SWT di dalam al-Quran:

“Telah timbul berbagai kerosakan dan bala bencana di darat dan di laut Dengan sebab apa Yang telah dilakukan oleh tangan manusia; (timbulnya Yang demikian) kerana Allah hendak merasakan mereka sebahagian dari balasan perbuatan-perbuatan buruk Yang mereka telah lakukan, supaya mereka kembali (insaf dan bertaubat)”. (Surah al-Rum: 41)

Wujudnya berbagai malapetaka , bencana alam, peperangan yang tiada kesudahan di sana sini, krisis moral dan politik dan ribuan lagi kerosakan adalah disebabkan perbuatan manusia sendiri yang tidak mahu tunduk dan patuh kepada hukum hakam Allah SWT. Akibat tiadanya kepatuhan kepada agama Allah menyebabkan sebahagian manusia menzalimi manusia lain. Sekian ramainya yang meletakkan agama nunjauh jauh di belakang dengan tidak memikirkan soal pembalasan di akhirat kelak. Mereka hanya menurutkan kehendak nafsu semata-mata tanpa menggunakan akal yang waras, berani sewenang-wenangnya melakukan kerosakan di muka bumi. Lantaran itulah Allah SWT menimpakan kepada mereka balasan untuk menjadi hukuman ke atas kejahatan, dosa, maksiat yang telah mereka lakukan.

Hikmahnya sebahagian bala dan malapetaka yang ditimpakan kepada manusia adalah supaya mereka menderita, semoga dengan penderitaan dan kepayahan yang dialami itu menyebabkan mereka bertaubatdan kembali kepada Allah SWT. Namun dikesalkan, sebahagian besar tidak pernah mengambil iktibar apabila berlakunya sebarang bentuk bencana dan malapetaka, bahkan terus-terusan melakukan pelbagai kerja fasad dan mungkar. Firman Allah SWT:

“Dan Sesungguhnya Kami telah menerangkan berulang-ulang kepada manusia, di Dalam Al-Quran ini, Dengan berbagai-bagai contoh Perbandingan (yang mendatangkan iktibar); Dalam pada itu, kebanyakan manusia tidak mahu menerima selain dari kekufuran”. (Surah al-Isra’:89)



Qalbu manusilah yang mempengaruhi bentuk lahiriyah mereka. Jika kehidupan lahiriyah baik dan selaras dengan tuntutan Islam, ini menunjukkan bahawa qalbu manusia itu menerima pengaruh kebaikan yang dibawa oleh malaikat. Dan begitulah sebaliknya.

Tentang hal ini Rasulullah SWA pernah bersabda:



“Sesungguhnya dalam jasad anak Adam terdapat seketul daging. Jika ia baik, baiklah seluruh manusia. Jika ia jahat, maka jahatlah seluruh diri manusia, ketahuilah itulah qalbu”. -riwayat Bukhari dan Muslim



Qalbu manusia yang tidak dikawal oleh syariat Allah SWT akan lebih cenderung bersifat tamak, rakus, hasad dengki dan bersifat dengan sifat kebinatangan. Untuk memelihara kalbu agar tidak mempunyai sifat-sifat mazmumah, pembersihan jiwa, pendidikan Islam, akhlak dan tata susila adalah amat perlu ditekankan. Itulah jalan terbaik untuk membentuk generasi manusia yang lurus pengabdiannya kepada Allah SWT.

Kalaulah agama tidak memainkan peranan dalam mengawal manusia, nescaya manusia akan melakukan apa sahaja demi kepentingan diri dan memuaskan nafsu syahwatnya. Untuk memenuhi nafsunya, ia akan sanggup melakukan apa sahaja, malah perkara-perkara yang menjadi larangan Allah SWT. Ciri-ciri kehidupan seumpama ini dengan mudah dapat dilihat di zaman kini yang dianggap oleh sebahagian sebagai zaman kemajuan dan ketamadunan yang tinggi.







Demikianlah, apabila kebendaan telah menguasai manusia, maka dengan secara tidak langsung manusia telah menjadi hamba kepada kebendaan yang menipu daya dan membawa kemusnahan kepada mereka sendiri. Apabila manusia telah menjadi hamba kepada kebendaan, maka tidak syak lagi kebendaan akan menjadi tuhannya yang baru. Seluruh urusan hidupnya hanya mengabdikan diri kepada tuhan palsu itu. Dengan sendirinya, gelarannya sebagai hamba dan khalifah Allah akan terlucut serta-merta.

MENGENAL DIRI SENDIRI PUNCA KEKUATAN MANUSIA



Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang paling ajaib atau paling luar biasa. Pakar-pakar fisiologi atau ahli sains dan perubatan badan manusia sering berkata bahawa manusia lebih banyak mengetahui tentang hal-hal diluar dirinya, termasuk tentang alam, bintang, bulan dan matahari dilangit daripada mengetahui tentang dirinya sendiri.

Dari segi struktur atau bentuk jasmaninya, badan manusia adalah system yang cukup kompleks. Secanggih manapun mesin, teknologi atau computer sekarang, satu pun tidak dapat disamakan dengan system kebolehan fizikal, akal dan fikiran manusia. Ahli fisiologi manusia berpendapat bahawa ribuan juta sel yang membina system manusia itu dapat berkomunikasi dan berinteraksi antara satu sama lain. Semua organ manusia bergerak dalam satu rangkaian komunikasi yang dikawal oleh system otak manusia yang bertugas sebagai penerima dan penghantar maklumat dari sel-sel badan ke seluruh badan manusia.

Kuasa rohaniah adalah system yang lebih ajaib dari system jasmani iaitu fizikal. Sebagaimana difirmankan oleh Allah di dalam al-quran, setelah jasad manusia diciptakan Allah meniupka roh –Nya ke dalam diri manusia itu. Roh inilah yang memberi nyawa kepada manusia dan yang menjaga segala perjalanan system jasmani manusia itu. Kuasa roh ini biasanya tidak disedari oleh manusia. Pernafasan kita, perjalanan darah kita, system pencernaan makanan kita bagaimana perut kita menapis makanan yang masuk ke dalam perut kita, memilih bahan makanan yang berkhasiat untuk member tenaga kepada manusia dengan menghantarkan bahan itu ke seluruh anggota melalui perjalanan darah dan membuang bahan yang tidak berkhasiat kepada manusia. Semua system ini berlaku secara automatik tanpa kesedaran kita.

Seterusnya minda sedar manusia ialah minda yang kita gunakan hari-hari apabila kita berfikir dengan menggunakan akal kita atau apabila kita berfikir secara rasional dan logic tanpa menggunakan emosi atau perasaan. Jikalau kita lapar kita akan berkata kita lapar lalu kita mencari makanan untuk menghilangkan kelaparan itu. Rasa ini datangnya dari minda atau fikiran sedar kita. Soalan mengapa kita lapar boleh dijelaskan berdasarkan proses fisiologi atau fizikal. Iaitu dengan berkata bahawa badan kita sedang memerlukan tenaga, dan tenaga ini dapat diberikan melalui makanan atau permakanan.

Dalam kehidupan, manusia sering juga mengalami ‘rasa hati’ yang tidak dapat kita jelaskan atau fahami melalui akal atau fikiran biasa kita dengan kata lain minda sedar kita. Biasa kita berkata, dalam keadaan tertentu, ‘akal berkata pergi, hati berkata jangan’. Selalunya, bagi orang yang tidak percaya kepada kuasa ‘minda bawah sedar’, dalam keadaan begitu, yang diikutinya ialah ‘kata akal’, dan menolak desakan atau bisikan hati ‘rasa hati’ kerana meganggap itu adalah ‘perasaan ‘ yang tidak masuk akal iaitu yang tidak boleh dipercayai melalui akal atau minda sedar kita.

Seterusnya, hakikat tentang adanya dua kuasa minda yang berlainan tetapi sangat mempengaruhi satu sama lain iaitu kuasa minda sedar dan kuasa minda bawah sedar dalam diri manusia ini mendorong orang untuk mempercayai bahawa manusia adalah makhluk tuhan. Manusia akan mempunyai kuasa yang luar biasa apabila mereka tahu menggunakan minda sedarnya untuk mengarahkan dan memerintahkan minda kreatifnya untuk mencapai apa-apa sahaja hajat atau niat fikirannya. Manusia akan meperoleh apa-apa yang dihajati oleh fikirannya atau menurut niatnya.

Tetapi kebanyakan manusia biasanya tidak menyedari niatnya yang sebenar, atau tidak menyedari bahawa mereka mempunyai fikiran atau minda yang negative. Nawaitu mesti betul barulah doa atau kehendak fikiran sedar kita dapat dikabulkan oleh Yang Maha Mengetahui melalui minda kreatif yang sudah tertanam dalam diri kita sejak lahirnya manusia ke dunia. Ada yang berdoa seribu kali melalui ucapan lidahnya tetapi hatinya masih was-was atau tidak percaya. Fikiran sedarnya meragui doa, lalu dia was-was dan tidak yakin. Akal kata lain, hati kata lain. Maka sia-sialah doa itu. Tetapi jikalau kata hati benar dan yakin, kabullah doa itu.

Selain itu juga, imaginasi yang kreatif biasanya fikiran sedar kita bersifat anatikal dan teoritikal selalu menimbulkan pertanyaan dan was-was. Minda kreatif atau minda bawah sedar tidak menyoal tetapi menuruti apa-apa sahaja yang dating dari fikiran sedar. Kerana inilah orang yang mengetahui tentang proses minda ini selalu mengingatkan kita supaya berdoa dengan hati yang yakin. Kata-kata yang diucapkan atau yang dilafazkan dalam hati belum tentu membayangkan bahawa kita benar-benar yakin dengan apa-apa yang kita ucapkan itu. Rasulullah S.A.W menjelaskan bahawa rahsia berdoa dengan betul hendaklah kita yakin bahawa doa kita akan terkabul. Untuk mencapai tahap keyakinan ini hendaklah kita bayangkan melalui proses minda yang disebut imaginasi yang kreatif bahawa apa-apa yang dihajati itu seolah-olah sedah tercapai. Melaui imaginasi yang kreatif inilah, yang dibentuk diperingkat fikiran sedar atau melalui minda sedar, minda kreatif yang berada dibawah kesedaran kita akan bertindak melaksanakan hajat itu menurut keyakinan minda sedar .

Kesimpulannya, manusia adalah makhluk Allah yang diberikan kuasa dalaman, kuasa minda, kuasa rohaniah, yang luar biasa , sehingga ada hadis yang berkata, ketahuilah dirimu nescaya kamu akan mengenal Allah. Dan kuasa ini terletak pada setakat mana manusia sudah benar-benar mengetahui rahsia alam mikro kosmos yang ada dalam dirinya dan kuasa minda sedar dan minda bawah sedar yang harus disatukan melalui proses komunikasi akal dan komunikasi roh antara dua minda itu untuk membolehkan manusia memerintahkan dirinya dengan menggunakan tenaga dan kuasa yang ada dalam dirinya sejak asal, datangnya daripada Allah, untuk melakukan perkara-perkara yang dikatakan ajaib. Semua manusia mempunyai kuasa ini. Tetapi manusia belum mengetahui rahsianya sepenuhnya.









Era layar: Membawa Kesan Positif atau Negatif?



Pendahuluan



Anak adalah suatu anugerah yang diberikan Allah SWT. untuk dijaga dan dididik kerana ianya merupakan pewaris yang termahal dan boleh memberi generasi bagi amal-amal baik untuk mendoakan orang tua. Anak yang terlahir bagaikan sehelai kain putih, orangtua sentiasa boleh menjadikannya kekal putih atau ternoda dengan warna-warna lain yang artinya baik-buruknya seorang anak lebih ditentukan oleh keluarga yang mendidiknya.di karenakan keluarga adalah pendidikan awal baginya.



Di zaman era layar atau serba berlayar sekarang ini kadangkala orangtua dihadapkan kepada pilihan yang baik dan buruk. Kemajuan teknologi mampu memudahkan wasilah/ perantara di dalam memahamkan sesuatu kepada anak. Kalaulah dulu seorang guru menggunakan kapur barus di dalam menuliskan atau memahamkan pelajaran kepada anak-anak, sekarang justeru projektor menjadi alat bantu yang cukup efisien dan memudahkan. Belum lagi hiburan-hiburan yang menggunakan teknologi semasa, telepon yang kita gunakan hanya untuk menghantar dan menerima suara, kini telepon sudah berkembang fungsinya. Meski masih dipergunakan sebagai alat komunikasi, ianya juga dapat digunakan sebagai alat hiburan berbentuk permainan (games), aplikasi pejabat, musik, filem bahkan sampai kepada fungsi kawalan jauh (remote control). Jadi era layar sekarang ini sudah membuat manja para penggunanya di dalam melakukan aktifiti harian.



Kemudian yang menjadi permasalahan adalah adakah kemudahan-kemudahan ini memberi kesan positif lebih banyak daripada kesan negatif atau bahkan sebaliknya? Tulisan ini difokuskan kepada pengaruh positif dan negatif keatas kemajuan era layar.





Matlamat Hidup



Sebelum membongkar lebih mendalam tentang keberkesanan kemajuan era layar, terlebih dahulu didedahkan apakah matlamat hidup sebenar bagi manusia? Di bawah ini adalah beberapa poin yang berhubungan dengan matlamat manusia, iaitu;

1. Agar ianya nampak lain dengan makhluk yang lain. Manusia boleh berfikir tetapi makhluk lain tidak m ampu melakukannya.
2. Memeliki daya fikir dan daya cipta yang kreatif.
3. Memiliki daya pilih (memilih yang terbaik untuk dirinya).
4. Mencari faedah dan manfaat dari kehidupan ini.
5. Memberi perubahan dan pembaharuan.



Selain daripada matlamat, manusia mempunyai kewajipan yang mesti dipatuhi, iaitu:

1. Membangun dalaman yang baik atau menggali potensi yang ada dalam diri sendiri mahupun yang ada di dalam masyarakat.
2. Mengurus kehidupan.
3. Menyelesaikan masalah.
4. Ingin berada dalam keselamatan.



Perkara-perkara diatas merupakan fitrah yang ada pada diri manusia di dalam menjalankan kehdiupannya. Menghadirkan sesuatu yang baik dalam hidup. Adakah era layar sekarang ini mampu membantu manusia dengan baik?





Definisi Era Layar



Era adalah menunjukkan suatu zaman tertentu. Sedangkan layar adalah skrin atau paparan yang boleh dilihat. Era layar bermaksud zaman yang penuh dengan kecanggihan yang ada di dalam paparan atau layar yang bermaksud untuk memudahkan di dalam menjalankan aktfiti harian. Akan tetapi pada realitinya, anak-anak dihadapkan kepada hiburan-hiburan yang agar orangtua mampu melakukan aktifiti lain tanpa ada gangguan anak-anak. Tetapi adakah orang tua menyedari hiburan apa yang dinikmati anak-anak di zaman era layar ini? Majoritinya ternyata anak-anak lebih banyak menghabiskan masanya di depan layar, sama ada menonton kartun, melayari games di internet, atau pun memainkan games dengan bantuan play station (PS) atau nintendo.





Games: Mengenali Games di Abad 21



Anak-anak hidup di era layar atau era digital. Beberapa hiburan yang memberikan kesan negatif kepada anak adalah melalui hiburan games. Bagaimana games itu mampu menarik perhatian anak-anak? Mark Griffiths dari Nothingham Trent University memberikan ulasan tentang games, iaitu gambar lebih realistik dan pengguna/ pemain games bebas memilih karakter apa saja yang tidak dilakonkan di dunia nyata. Dan ini berakibat kepada kepuasan psikologis dan kecanduan lebih besar. Di dalam memainkan games ini diperlukan ketrampilan yang baik dan pantas, menganalisa masalah yang lebih relevan secara sosial. Jika games itu lebih mencabar maka unsur kecanduan lebih tinggi (kecanduan pathologis).





Keberkesanan Games



Ada sedikit kesan positif di dalam permainan games iaitu, dapat digunakan bagi pesakit yang sedang mendapat rawatan fisikal. Sedangkan kesan negatif lebih banyak didapati dalam permainan ini iaitu, boleh menyebabkan RSI (repetitive Strain Injury) iaitu beberapa anggota tubuh badan menjadi sakit. Lengan mendapat sakit radang jari tangan akibat daripada sindrom vibrasi dan posisi duduk mengakibatkan sakit nyeri tulang belakang (Lihat, http://en.wikipedia.org/wiki/repetitive_strain_injury). Di samping itu sinar biru pada layar mampu menghakis retina mata, 70-80% sinar biru layar mampu mencapai retina mata. Sinar tidak terasa akan mengakibatkan luka fotokimia di jaringan mata.



Berikut ini rajah yang menunjukkan kesan negatif pada games nintendo;

Nintendo Epilepsi/ Epilepsi Fotosensitif

|

Serangan mendadak ini biasanya ditimbulkan oleh kilatan cahaya dengan bentuk pola tertentu/ sinar merah yang kuat.

|

Membuat sinyal-sinyal abnormal

|

Dihantar ke otak melalui retina mata

|

Kejang





Rajah Proses Kecanduan dan Akibatnya;



Dopamin -------- Senang/ Euphoria ------- Rasa Bersalah

|

Terganggu:

analisa, penilaian, pemahaman, pengambilan keputusan, makna hubungan, hati nurani

|

Akibatnya: aktifiti spiritual akan menurun --- iman terhakis – tak beriman





Menurut Prof. Graham Harding, ada 4 jenis permainan yang dapat mengakibatkan epilepsi; Mega Man X, Super Mario Sunshine, Metroid Priime, Mario Kart: Douoble Dash(www.aston.ac.uk/about/news/releases/2004/april/040423.jsp).



Di samping itu ada pula games yang membuat anak-anak tercandu unsur pornografi, di antara ciri-cirinya adalah; mudah haus dan tekak kering, sering minum, sering kencing, sering berkhayal, susah fokus, jika bercakap menghindari kontak mata, prestasi di sekolah menurun, bermain dengan kumpulan yang sama dan tak ada minat untuk tukar kumpulan, bertingkah-laku aneh dengan tidak menggunting rambut dengan baik dll.





Siapkah kita menjadi orang tua?



Secara umumnya, orangtua kurang menguasai tahap perkembangan anak, dan tidak mengetahui bagaimanaa cara otak anak-anak bekerja di samping juga tidak memperhatikan pengaruh keatas peribadi dan masa depan anak. Beberapa hasil kajian menunjukkan bahawa, orangtua tidak mempunyai waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan anak, tidak mengajarkan dan mengawal ajaran dan aktifiti agama kepada anak, tidak peduli dengan perkembangan teknologi dan bahkan mungkin ada yang buta IT.



Membuat Anak-anak Tangguh di Era Layar



Di dalam mendidik anak-anak yang mampu menghadapi kecanggihan era layar,orang tua sentiasa memahami bahawa esensi keberadaan anak adalah sebagai titipan Allah SWT, selalu look-in (melihat ke dalam) menyedari kesalahan-kesalahan orangtua di dalam mendidik anak dan bersiap meminta maaf kepada anak. Maka dengan begitu, orang tua akan membuat semakan dan senarai tentang pandangan hidup dan harapan-harapan anak kepada orangtua, juga menjelaskan harapan orang tua kepada anak lalu membuat prioriti di dalam proses perbaikan. Membuat kesepakatan bersama agar ayah tidak selalu sibuk di luar rumah (dual parenting), di samping itu juga mengadakan sukan bersama pada hujung minggu secara kerap. Dan kesepakatan bersama tentang komunikasi yang menyenangkan antara ayah-ibu dan anak. Juga membuat aturan-anturan yang mesti dijalankan dengan fasiliti yang telah diberikan.





Kesimpulan



Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahawa sebagai orang tua mesti lebih kreatif di banding anak-anaknya, dalam segala hal baik dari pola berfikir dan membuat suatu rancangan agar anak- anak kita boleh kita melihatnya walaupun jauh di mata.seperti, keberadaan anak di sekolah boleh kita beri perhatian yaitu dengan membuat operasi tiba- tiba kita datng ke sekolahnya dengan alasan yang baik dan tidak menimbulkan anak itu curiga seperti oiya tadi mama sepertinya belum beri kakak uang saku ya. Atau contoh lain meletakan komputer di tempat yang mana kita boleh beri perhatian walaupun tanpa di sadari oleh anak kita.dan jangan memberi kesempatan bagi anak kita untuk dapat melayari situs-situs yang tidak baik dan juga melihat video- video yang tidak sepatutnya di lihat.

SAYA SEORANG MUSLIMAH = SAYA ORANG ASING?




Di alam Melayu Nusantara terdapat beberapa negara yang bersempadan darat, laut dan udara iaitu Indonesia, Malaysia, Brunai, Singapore, Thailand dan Pilipina. Kononnya Nusantara ini diikrarkan pada masa kerajaan Majapahit berjaya berkuasa.

Kini kerajaan Majapahit menjadi bahagian daripada sejarah. Yang terwariskan sekarang adalah Melayu Nusantara yang bermakna kaum muslim dan muslimah yang berada di negara-negara tersebut diatas. Jikalau mereka bersilaturahmi ke salah satu tempat di antara negara-negara itu, betulkah dikatakan pendatang asing? Bukankah kaum muslim dan muslimah itu bersaudara satu sama lain tak kira tempat, suku, kaum, atau pun ras.

Menurut sudut pandangan Islam sebagai agama, tidak ada kata-kata pendatang asing.
Tapi menurut perspektif negara, maka istilah itu berlaku. Karena tidak ada negara dirantau ini yang menjadikan Islam sebagai sistem dan undang-undang pemerintahan.

Kita memang hidup di suatu negara hasil jajahan... dan mendapat warisan sistem penjajah...

NABI SULAIMAN AS DAN FLU H1N1

Kalau dahulunya pada zaman Nabi Allah Sulaiman as semasa Nabi Sulaiman memanggil semua binatang dan jin serta makhluk yang ada untuk taat kepadanya. Maka datang lah satu lembaga hitam yang amat besar datang berjumpa dengan Nabi Sulaiman. Aku tak akan taat pada mu aku akan menyerang sesiapa sahaja yang aku suka. Menyebabkan Nabi Sulaiman sedikit gementar melihat lembaga itu. Lalu Nabi Sulaiman bertanya siapa kamu?? Aku lah angin ahmar dan aku akan menyerang saraf dan otak manusia sehingga mereka tidak boleh bergerak lalu hilanglah lembaga itu dari pandangan Nabi Sulaiman.



Dari cerita tadi kita dapat melihat satu tarbiyyah dari Allah swt kepada Nabi Sulaiman bahawa tidak ada kekuatan seorang manusiapun untuk menguasai segala-galanya melainkan Allah swt yang Maha Hebat dapat menundukkan semua makluk ciptaanNya di muka bumi ini.

Hairan manusia pada masa kini masih lagi mencari penawar demi penawar namun tidak jumpa. Mengapa terjadi demikian?? Semua ini disebabkan setiap kejadian atau bala kita tidak kaitkan dengan Sang Maha Pencipta. Kalau suatu ketika dahulu sunami di aceh ramai puak yang tidak mengenal Tuhan mengatakan bahawa ia adalah bencana alam. Maka terciptalah alat pengesan sunami. Namun tidak berkesan juga maka ada pula idea untuk menanam pokok bakau di tepi pantai agar sunami datang boleh la pokok bakau itu menjadi benteng.

Nampaknya Tuhan masih lagi bersabar dengan manusia. Tuhan masih lagi memberi nikmat dan rahmat kepada kita setelah peristiwa sunami ahhmdulillah ada juga yang telah kembali kepada Sang Penciptanya. Namun tidak lama selepas itu fahaman secular kembali membanjiri umat muslimin. mereka kembali kepada jahiliah semula. Maka datang lagi bencana dari Tuhan iaitu selsema Burung, dan seterusnya selsema babi atau H1N1. Kita dapat rasai kerana ramai saudara-saudara kita di Malaysia yang meninggal di sebabkan virus ini.

Di pendekkan cerita Kalau kita lihat satu keluarga sebagai kiasan agar kita dapat tahu bahawa setiap kejadian yang Tuhan berikan pada kita mempunyai meseg yang tersirat. Seorang Ayah mempunyai anak. Dia tahu asal usul anak itu kerana anak itu adalah anaknya sendiri.dari kecil dia membesarkan anak itu dengan penuh kasing sayang. Apa yang dikehendaki oleh anaknya si ayah berikan. Pada suatu hari anaknya membuat kesalahan maka si ayah menegurnya dan si anak buat lagi maka si ayah merotannya sehinggakan anak itu menjadi manusia yang berjaya. Dari cerita ini sebab apa si ayah merotan anaknya?? Kejamkah ayahnya?? Semestinya untuk mendidik anaknya supaya menjadi manusia yang Berjaya. Ini anak yang baik kerana setiap teguran ayahnya dia mengigatkan kembali kasih sayang ayahnya yang membesarkannya dari kecil sehingga besar. Kalau anak yang negative rasa2 macam mana pulak?? Mungkin akan menjadi sebaliknya..

Maka setiap bala Tuhan yang menimpa kita semuanya adalah Tarbiyyah daripada Allah kepada kita agar kita menjadi hamba yang berTaqwa kepadanya. Agar kita selamat di akhirat kelak. Jika teguran ini kita tidak endahkan bahkan kita mengatakan ini bencana alam atau sebaliknya maka tunggulah bala Allah seperti yang berlaku pada zaman Nabi Lut dan Nabi Nuh. Ayuh kembalilah kepada Tuhan jika tidak Allah tidak akan campur tangan bahkan membiarkan manusia di dalam kesesatan yang nyata nauzubillah…..

KISAH BERHIKMAH


Selesai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat
ziarah ke mesjidil Aqsa.

Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari
pedagang tua di dekat mesjidil Haram.

Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat
sebutir kurma tergeletak didekat timbangan.
Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim
memungut dan memakannya.

Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. 4 Bulan
kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa.
Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada
sebuah ruangan dibawah kubah Sakhra.
Ia shalat dan berdoa khusuk sekali. Tiba tiba ia mendengar
percakapan dua Malaikat tentang dirinya.

"Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara
yang doanya selalu dikabulkan ALLAH SWT,"

kata malaikat yang satu.

"Tetapi sekarang tidak lagi. doanya ditolak karena 4 bulan
yg lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari
meja seorang pedagang tua di dekat mesjidil haram," jawab
malaikat yang satu lagi..

Ibrahim bin adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama
4 bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan mungkin
amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh ALLAH SWT
gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya.

"Astaghfirullahal adzhim" Ibrahim beristighfar.

Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui
pedagang tua penjual kurma.
Untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah
ditelannya.

Begitu sampai di Mekkah ia langsung menuju tempat penjual
kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang
tua itu melainkan seorang anak muda. "4 bulan yang lalu saya
membeli kurma disini dari seorang pedagang tua.

kemana ia sekarang ?" tanya Ibrahim.

"Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan
pekerjaannya berdagang kurma" jawab anak muda itu.

"Innalillahi wa innailaihi roji'un, kalau begitu kepada
siapa saya meminta penghalalan ?".
Lantas ibrahim menceritakan peristiwa yg dialaminya, anak
muda itu mendengarkan penuh minat.

"Nah, begitulah" kata ibrahim setelah bercerita,

"Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau
menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur ku

makan tanpa izinnya?".

"Bagi saya tidak masalah. Insya ALLAH saya halalkan. Tapi
entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang.

Saya tidak berani mengatas nama kan mereka karena mereka
mempunyai hak waris sama dengan saya."
"Dimana alamat saudara-saudaramu ? biar saya temui mereka
satu persatu."
Setelah menerima alamat, ibrahim bin adham pergi menemui.
Biar berjauhan, akhirnya selesai juga.
Semua setuju menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka
yang termakan oleh ibrahim.

4 bulan kemudian, Ibrahim bin adham sudah berada dibawah
kubah Sakhra.

Tiba tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar
lagi bercakap cakap.
"Itulah ibrahim bin adham yang doanya tertolak gara gara
makan sebutir kurma milik orang lain."
"O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi, ia telah
mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu..
Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran
sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain.

Sekarang ia sudah bebas."

Pada hadits yang lain beliau bersabda; ‘Siapa yang merampas hak orang
Islam dengan sumpahnya, maka Allah mewajibkan dia masuk neraka dan
mengharamkannya masuk surga. Seorang laki-laki bertanya, walaupun
sedikit ya Rasulullah? Nabi menjawab, walaupun sebatang kayu sugi.’
(Riwayat Muslim).

BELAJAR SAMBIL BERDAKWAH?



Jika bicara tentang belajar, kita akan terbayang akan timbunan buku-buku yang terpaksa kita hadap demi memeperoleh sebanyak mungkin ilmu yang berada di dalam buku tersebut supaya dapat diamalkan dan dipraktikkan dalam hidup kita ( walaupun sebenarnya sekadar untuk jawab final exam je).

Pasal study ni jugak, kita kan terkenang segala macam assignment, tutorial, lab report, dan sebagainya yang terpaksa kita habiskan dalam waktu yang ditetapkan untuk memperoleh sebahagian markah untuk final exam nanti atau dikenali sebagai `Pernilaian Berterusan’. Dan, yang paling penting ,semestinya final exam, kerana ianya merupakan kayu pengukur kecermelangan akademik seseorang pelajar atau mahasiswa.

Sedarkah kita dalam waktu berada dalam alam study ini, sebenarnya terbuka satu medan dakwah yang cukup luas untuk kita gunakan. Medan ini dakwah ini adalah cukup luas mencakupi cara kita bekerja dan bermuamalat sesama insan yang lain dalam melakukan tugasan dan tanggungjawab kita sebagai pelajar atau mahasiswa seperti semasa menyiapkan assignment, tugasan individu atau berkumpulan dan berpersatuan. Sebenarnya, semua aspek yang saya sebutkan tadi, amat memeberi kesan terhadap dakwah yang kita laksanakan selama ini.

Apabila kita mengamalkan nilai-nilai islam dalam gerak kerja kita,insya-allah,semua usaha yang kita jalankan adalah tidak sia-sia walaupun tidak mencapai objektifnya di dunia kerana habuan di akhirat sana sedang menunggu anda. Dengan menerapkan nilai-nilai islam dalam grerak kerja kita, kita akan dapat menghasilkan satu gerak kerja yang tersusun kerana islam merupakan agama yang dapat menyusun dan mengatur kehidupan manusia dengan begitu sempurna. Dan yang paling penting, gerak kerja ini perlulah disertai dengan niat yang ikhlas kerana ALLAH S.W.T kerana ALLAH S.W.T hanya akan menerima amalan hambaNya yang ikhlas keranaNya. Gerak kerja yang tersusun inilah yang dapat menarik minat golongan yang jauh daripada agama atau non-muslim untuk mengenali islam dan x memandang serong terhadap islam.

Disamping itu juga, sebagai da`ie,seharusnya kita cuba sedaya upaya untuk menonjolkan akhlak yang mulia terhadap orang lain (bukan utk hipokrit ttp adalah tuntutan syrarak utk kite berlaku baik terhadap sume org selagi xmenentang islam itu sendiri). Ini kerana golongan yang saya sebut tadi, tidak akan menilai tentang isi dakwah yang kita sampaikan pada peringkat awal,tetapi mereka akan menilai sifat-sifat fizikal da`ie dan akhlak da`ie itu sendiri terlebih dahulu sebelum cuba untuk menyerap segala ilmu yang disampaikan kepadanya. Oleh itu, kepada para da`ie,anda perlulah melengkapkan diri terlebih dahulu bukan hanya dengan ilmu tetapi beserta dengan pengamalan akhlak2 yang terpuji.

Saya beranggapan bahawa kecemerlangan akademik para da`ie juga amat penting untuk kita meneruskan usaha dakwah kita ini. Ini kerana apabila kita (sebenarnyer semua muslim adalah da`ie),kita seharusnya menjaga `title’ tersebut dgn sebaik-baiknya. Apabila kita menjadi da`ie, kita sentiasa akan menjadi perhatian org ramai. Justeru, kita haruslah berusaha untuk memperoleh kejayaan yg cemerlang dlm bidang akademik supaya ianya menjadi satu dakwah yg berkesan kpd org lain bagi meyakinkan mereka tentang kebenaran dan keindahan islam itu sendiri. Sebaliknya, jika da`ie itu sendiri, tidak cemerlang dlm bidang akademik,maka, ianya menjadi satu fitnah yg besar kpd islam itu sendiri. Memanglah, rezeki di tgn ALLAH S.W.T, ttp kita haruslah bertanya sejauh mana usaha kita kita utk menjadi insan yg cemerlang. Ini juga adalah satu medan jihad utk memartabatkan islam di mata masyarakat yg telah jauh terpesong dr ajaran islam yg sebenar.

FEMINIS REFORMIS = FEMINIS ANTAGONIS


Penulis buku ini nampak terlalu vulgar kalau tidak dibilang berani tapi konyol (idiot) di dalam memfloorkan beberapa ide pemikirannya ttg perempuan dalam Islam. Perkara- perkara yang sudah qat'i di dalam 2 sumber hukum Islam ternyata digugat kebenarannya.

Terdengar info bahawa penulis buku itu turut menghalalkan homoseks dan lesbian. (al-'iyaz billah).

Perlu suatu tindakan yang mempunyai kesan jitu dan positif di dalam memerangi pemikiran semacam ini. Dakwah bi al-kitabah mesti digalakkan lagi dengan menghadirkan penjelasan dan jawapan tentang kesongsangan pemikiran.

AURAT: SEJUK ATAU PANAS?


Nampak macam tiada kesalahan...
Tp klau diteliti betul-betul penuh dengan kecacatan dan kelompangan dari garis panduan berpakaian berdasarkan syariat Islam

KAKU DALAM BERDAKWAH?


Apakah metode dakwah dibatasi dengan kaidah-kaidah tertentu ?

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Rabbmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk" [An-Nahl : 125]

Orang yang terjerumus dalam kemungkaran boleh jadi karena kejahilannya. Maka untuk orang jenis ini cukup didakwahi dengan cara yang bijaksana. Misalnya dengan menjelaskan kekeliruannya, apabila telah jelas kekeliruan tersebut baginya ia segera kembali kepada kebenaran.

Di antara manusia ada juga yang walaupun kekeliruannya telah jelas namun ia masih keras kepala tidak mau kembali kepada kebenaran. Barangkali ia memiliki sifat malas, hawa nafsunya merintangi dirinya untuk menerima kebenaran. Maka untuk orang jenis ini dibutuhkan pelajaran yang baik, yaitu dengan memperingatkan kepadanya kerasnya siksa Allah dan hukuman yang bakal diterima oleh orang yang terus menerus berbuat maksiat setelah mengetahuinya.

Ada pula jenis ketiga, yaitu orang yang membantah apabila mengetahui kebenaran demi mempertahankan kebatilan dan kemungkaran. Ia hanya ingin mencari pembenaran bagi kesalahan yang dilakukannya. Orang jenis ini perlu dibantah. Namun hendaknya perbantahan itu dilakukan dengan cara yang terbaik bukan dengan sikap arogan, tidak pula dengan pelecehan dan penghinaan, namun dengan cara yang terbaik, yaitu membantah kebatilan dengan argumen-argumen yang jelas sehingga kebenaran menjadi nyata dan kebatilan menjadi sirna. Inilah tingkatan-tingkatan yang dijelaskan Allah dalam ayat tersebut. Tingkatan pertama dengan hikmah, tingkatan kedua dengan pelajaran yang baik dan tingkatan ketiga dengan perbantahan yang baik. Sekala tingkatan-tingkatan itu berbeda-beda sesuai dengan kondisi mad'u.


Rujukan: Kitab Muraja'att fi fiqhil waqi' as-sunnah wal fikri 'ala dhauil kitabi wa sunnah, edisi Indonesia Koreksi Total Masalah Politik & Pemikiran Dalam Perspektif Al-Qur'an & As-Sunnah, hal 75-77 Terbitan Darul Haq, penerjemah Abu Ihsan Al-Atsari

AL-QURAN: SENTUHLAH & BACALAH


Dapatkan Mesej Bergambar di Sini


Sudahkah kita membaca al-Quran hari ini?

atau

Berapa lama kita luangkan waktu untuk membaca al-Quran dalam 1 hari?

atau

Berapa kali kita menyentuh al-Quran dalam sehari? seminggu? sebulan?

LITERATUR REVIEW: HOW-TO


Studi literatur adalah salah satu kegiatan dalam riset S2 dan S3 yang memiliki fungsi penting. Tujuan studi literatur adalah untuk mendapatkan “peta” tentang domain penelitian yang akan dilaksanakan. Peta domain ini sebenarnya berwujud pengetahuan tentang riset-riset yang dilakukan oleh peneliti lain dalam area penelitian kita. Pengetahuan ini tidak hanya berupa pemahaman terhadap riset-riset tersebut, tetapi juga saling-kait yang terbentuk antar riset-riset tadi. Seperti diketahui, sebuah penelitian tidak muncul begitu saja, tetapi ia selalu mencoba menyelesaikan atau menjawab persoalan yang ditinggalkan penelitian sebelumnya. Keterkaitan inilah, yang jika dirangkai secara menyeluruh, menyusun graf yang membentuk “peta” domain penelitian kita.

Peta domain penelitian ini berguna dalam berbagai fase studi S2/S3. Pada fase awal, peta ini dapat mengarahkan mahasiswa untuk menentukan topik riset yang akan dipilih. Pengetahuan tentang domain yang kita pilih memungkinkan kita mengidentifikasi area-area mana saja yang belum pernah dieksplorasi orang lain, atau yang masih menyisakan problem-problem yang bisa kita teliti. Dalam studi S3 yang menekankan pada orisinalitas, kemampuan mengidentifikasi area penelitian (dan selanjutnya bisa dikembangkan menjadi topik penelitian) merupakan kunci penting. Jika anda masih berada dalam tahapan penentuan topik penelitian, jangan beranjak dari situ sebelum anda (dan pembimbing) merasa secure dan mantap dengan topik yang dipilih.

Pada tahap penulisan proposal, peta domain penelitian juga bermanfaat untuk menjustifikasikan orisinalitas topik yang diusulkan. Dengan teknik compare-and-contrast, mahasiswa bisa menunjukkan posisi (positioning) risetnya relatif terhadap penelitian-penelitian lain. Intinya, anda harus bisa menunjukkan apa perbedaan penelitian anda dengan penelitian lain. Dengan cara menunjukkan perbedaan-perbedaan inilah pembaca proposal bisa diyakinkan tentang keaslian dan kebaruan topik anda.

Bagaimana melakukan studi literatur? Yang jelas kegiatan ini harus dilaksanakan secara terbimbing dan terencana. Mulailah dengan mendefinisikan bidang yang anda pilih. Bacalah artikel, buku, dan tulisan dalam bidang itu, dan cobalah pahami esensi tiap tulisan tersebut, dan coba mulailah mengaitkan ide atau konsep yang muncul. Memang pada saat-saat awal anda biasanya hanya akan menyentuh hal-hal yang sifatnya superfisial (ilmiah populer), tapi jangan khawatir. Lakukan stepwise drill-down. Mestinya dalam course ini anda menemukan hal-hal spesifik yg menarik, nah, lakukan eksplorasi secara lebih mendalam ke hal-hal spesifik tersebut. Masuklah ke level yang lebih detil. Bacalah artikel-artikel ilmiah, terutama seminar-seminar dan jurnal-jurnal internasional yang khusus membahas bidang tersebut. Jika sudah berada pada level yang spesifik, jangan membaca buku, apalagi text book. Ingatlah bahwa text book itu hanya berbicara pada level umum. Lakukan seperti yang telah saya tulis di atas: pahami substansi dari artikel-artikel tersebut, lalu coba tarik benang merah di antaranya.

Pada akhirnya, mungkin tanpa anda sadari, anda akan mengerti apa yang sedang dibicarakan para peneliti lain dalam bidang yg anda pilih tersebut. Pada saat ini, anda sudah “masuk” ke dalam dunia mereka. Selamat!

Tugas berikutnya adalah menemukan peluang bagi penelitian anda: area mana dalam dunia tersebut yang belum diteliti orang lain. Dalam tahap ini, seorang mahasiswa S3 harus menempuh perjalanannya sendirian. Ya…sendirian, bahkan pembimbingnyapun tidak bisa menemani dari dekat.

Studi literatur juga memerlukan information skills. Mencari artikel conference dan jurnal sering kali tidak mudah, apalagi jika perpustakaan universitas tidak melanggan jurnal-jurnal yang diperlukan. Tapi untungnya Internet menyediakan tools dan resources lain yang tidak kalah bermanfaat. Ada cukup banyak jurnal dan prosiding seminar yang bisa diakses secara cuma-cuma. Pun jika artikel yang diincar harus diakses dari situs berbayar, kita juga bisa mencari alternatif sumber lain yang gratis (misalkan, dari situs pribadi penulisnya). Yang penting adalah bagaimana bisa menemukan apa yang diperlukan. Ketrampilan menggunakan search engine, pengetahuan tentang sumber-sumber informasi, serta melacak artikel-artikel berikutnya yang harus dibaca adalah contoh-contohinformation skills yang perlu dikuasai mahasiswa.

Pada akhirnya, selain kemampuan intelektual untuk memahami tulisan-tulisan ilmiah, yang tidak kalah pentingnya dalam studi literatur adalah kesabaran, konsistensi, dan ketekunan. Sikap inilah yang perlu dimiliki oleh setiap mahasiswa pascasarjana, khususnya S3.

---

Dikutip seutuhnya dari Blognya Lukito (many thanks)

Link: http://mti.ugm.ac.id/~lukito/knowledge-sharing/menempuh-studi-s3/studi-literatur/

BAGAIMANA CARA BERDAKWAH?


Biasanya, seseorang itu akan bekerja atau dapat melakukan sesuatu jika ada perintah atau ada suatu beban atau tugasan.Insyallah dalam kesempatan ini, saya akan aktualkan fasiliti blog ini di dalam merakam dakwah yang saya lakukan sehari-hari.

Apa itu Metode Dakwah?
Metode artinya: Cara yang teratur dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu; cara kerja . Metode juga berarti: Prosedur atau cara memahami sesuatu melalui langkah yang sistematis. Sedangkan dakwah adalah: Sebagaimana yang kami sebutkan di atas, yaitu menyampaikan ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alahi wa Sallam.
Metode dakwah berarti : Suatu cara atau teknik menyampaikan ayat-ayat Allah dan Sunnah dengan sistematis sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Dakwah di zaman yang serba modern dan canggih ini diperlukan metode yang canggih dan modern pula. Sebab jika tidak adanya keseimbangan antara metode dakwah dan kondisi zaman, maka materi dakwah yang disampaikan tidak sampai pada sasaran. Sekarang ini kita hidup di era yang disebut dengan era persaingan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Semua aspek kehidupan di jalankan oleh mesin-mesin robot yang serba modern. Umat ghairul Islam dalam menyampaikan dakwahnya di daerah transmigrasi sudah menggunakan pesawat terbang, sementara itu para da’i kita dalam menyampaikan dakwahnya di daerah tranmigrasi harus berjalan kaki yang membuat waktu tersita begitu banyak. Menurut penulis metode dakwah itu ada dua, yaitu : Metode dakwah kultural dan dakwah kontemporer.

Kita akan elaborasi term dakwah kultural dan kotemporer pada lain kesempatan.

KONSEP MANUSIA MENURUT FAKHRUDDIN AL-RAZI

Riwayat Hidup

Sepuluh abad yang lalu, Rayy, merupakan sebuah kota besar berada di daerah JibÉl, Tenggara Teheran. Pada masa itu, Rayy telah banyak melahirkan pemikir Muslim terkenal, diantaranya: AbË Bakr MuÍammad ibn ZakariyyÉ al-RÉzÊ (m. 311 H/923 M), AbdurrahmÉn ibn AbÊ ×Étim al-RÉzÊ (m. 327 H/938 M), AbË al-×usayn AÍmad ibn FÉris ibn ZakariyyÉ al-RÉzÊ (m. 395 H/1004 M), AbË Bakr al-RÉzÊ al-JassÉÎ (m. 370 H), MuÍammad ibn AbÊ Bakr ibn ‘Abdul QÉdir al-RÉzÊ (m. 691H/1291) dan QuÏbuddÊn al-RÉzÊ (m. 766 H) dan FakhruddÊn al-RÉzÊ (m. 606 H/1210). Disebabkan banyaknya pemikir dari Rayy, maka untuk menyebut identitas pemikir yang berasal dari Rayy, tidaklah cukup hanya dengan menyebutkan asal kelahirannya (al-RÉzÊ). Nama lengkap atau julukan perlu disertakan agar identiti pemikir yang dimaksud menjadi jelas. Tokoh yang dimaksud disini adalah MuÍammad ibn ‘Umar al-RÉzÊ al-ÙabrastÉnÊ al-QurashÊ.

Beliau lahir di Rayy, sekarang berada di Teheran, Iran. Beliau lahir pada bulan Ramadhan 544 H bertepatan dengan tahun 1149 M. Disebabkan pengetahuannya sangat luas, maka MuÍammad ibn ‘Umar al-RÉzÊ mendapat berbagai gelaran seperti: Ibn al-KhaÏÊb atau Ibn KhaÏÊb al-Rayy, al-ImÉm, FakhruddÊn dan Shaikh al-IslÉm. Beliau mendapat julukan Ibn al-KhaÏÊb (anaknya da’i) atau Ibn KhaÏÊb al-Rayy (anaknya da’i dari Rayy) kerana ayahnya adalah penceramah ulung di Mesjid Rayy. Beliau dijuluki juga al-ImÉm kerana menguasai uÎËl fiqh dan kalÉm dengan sangat mendalam. Beliau digelar juga sebagai FakhruddÊn al-RÉzÊ (Kebanggaan Agama dari Rayy) kerana kepandaiannya yang sangat mendalam tentang pelbagai disiplin keilmuan menyebabkannya berbeza dengan para tokoh pemikir Muslim yang berasal dari Rayy. Di HerÉt, julukan beliau adalah Shaikh al-IslÉm kerana otoriti keilmuan yang beliau miliki dalam lintas disiplin ilmu seumpama: al-Qur’an, al-HadÊth, tafsÊr, fiqh, uÎËl fiqh, sastra arab, perbandingan agama, falsafah, logik, matematika, fizik, dan perubatan.

Perlu kiranya juga disebutkan bahawa FakhruddÊn al-RÉzÊ hidup sezaman dengan beberapa tokoh intelektual Muslim yang lain. Diantaranya: Ibn Rushd (520/1126-595/1198); Ibn ‘ArabÊ (560/1165-638/1240); SayfuddÊn al-ÓmidÊ (551/1156-631/1233) dan al-SuhrawardÊ (549/-1154-587/1191). Latar Belakang Pendidikan FakhruddÊn al-RÉzÊ mendapatkan pendidikan awal dari ayahnya. Pendidikan tersebut sangat memberi kesan yang mendalam kepada dirinya. Pada masa itu, ÖiyÉ’ al-DÊn ‘Umar, ayah FakhruddÊn al-RÉzÊ adalah seorang tokoh ternama di Rayy. Sepertimana diakui oleh FakhruddÊn al-RÉzÊ sendiri, ayahnya adalah murid dari AbË al-QÉsim SulaimÉn Ibn NÉÎir al-AnÎÉrÊ, murid kepada ImÉm al-×aramayn AbË al-Ma‘ÉlÊ (m. 478/1085), murid kepada AbË IsÍÉq al-IsfarÉ’ÊnÊ (m. 418/1027), murid kepada AbË al-×asan al-BÉhilÊ, murid AbË al-×asan ‘AlÊ Ibn ‘IsmÉ‘Êl al-Ash‘arÊ.

Selain teologi, ayahnya juga menguasai fiqh. Ayahnya adalah murid kepada AbË MuÍammad al-×usan Ibn Mas‘Ëd al-FarrÉ’ al-BaghawÊ (m. 510/1116), murid kepada al-QÉÌÊ ×usain al-MarwazÊ, murid kepada al-QaffÉl al-MarwazÊ (m. 417/1026), murid kepada AbË YazÊd al-MarwazÊ, murid kepada AbË IsÍÉq al-MarwazÊ, murid kepada AbË al-‘AbbÉs Ibn Suraij, murid kepada AbË al-QÉsim al-AnmaÏÊ, murid kepada AbË IbrÉhÊm al-MuzanÊ (m. 264/877), murid Imam al-ShÉfi‘Ê. Pengetahuan FakhruddÊn al-RÉzÊ, tentang teologi dan fiqh, sebagaimana Ia akui sendiri, berasal dan berawal dari ayahnya sendiri. Dalam beberapa karyanya, Ia menggelar ayahnya sebagai al-Shaykh al-WÉlid, al-UstÉdh al-WÉlid dan al-ImÉm al-Sa‘Êd. Ayahnya memiliki pelbagai karya diantaranya GhÉyat al-MarÉm fÊ ‘ilm al-KalÉm (Puncak Kedambaan dalam Teologi). Menurut al-SubkÊ buku tersebut termasuk buku Ahli Sunnah yang paling berharga dan sangat lugas (min anfus kutub ahl al-sunnah wa ashadduhÉ tahqÊqan). Dalam pandangan al-SubkÊ, ayahnya memiliki kefasihan bahasa, hafalan yang kuat, pakar dalam fiqh, uÎËl fiqh, teologi, sufi, ceramah, hadÊth, sastrawan yang prosanya sangat baik, keindahan, kecantikan serta sajak yang memukau dari ucapannya mengingatkan kembali kepada MaqÉmÉt al-×arÊrÊ. Setelah ayahnya meninggal pada tahun 559 H, FakhruddÊn al-RÉzÊ, yang saat itu berusia 15 tahun, merantau ke berbagai daerah. Beliau pertama kali merantau ke SimnÉn dan mendalami fiqh kepada al-KamÉl al-SamnÉni. Beliau kemudian kembali lagi ke Rayy dan berguru kepada MajduddÊn al-JÊlÊ, dalam masalah teologi dan falsafah. Ketika al-JÊlÊ berpindah ke MarÉghah untuk mengajar disana, FakhruddÊn al-RÉzÊ ikut menemani gurunya. Salah seorang teman seperguruannya di MarÉgha adalah ShihÉbuddÊn al-SuhrawardÊ, seorang filosof yang mengenalkan gagasan falsafah iluminasi, sebuah aliran falsafah alternatif terhadap falsafah Aristoteles yang pada saat itu cukup berpengaruh. Di samping memiliki guru yang memang pakar dalam bidangnya, FakhruddÊn al-RÉzÊ sendiri termasuk seorang yang pandai, cerdas dan otodidak. FakhruddÊn al-RÉzÊ mengatakan: “Aku seorang pencinta ilmu, oleh sebab itu aku tetap menulis segala sesuatu dengan tidak memperhatikan kuantiti dan kualitinya baik itu benar atau salah, sedikit ataupun banyak”. (Kuntu rajËlan muÍibban li al-‘ilm fakuntu aktubu fÊ kull shay’in shay’an lÉ aqifu ‘alÉ kammiyyatihi wa kayfiyyatihi sawÉ’un akÉna Íaqqan aw bÉÏilan aw ghaththan aw samÊnan).

Selain itu, FakhruddÊn al-RÉzÊ kemampuan menghafal yang luar biasa. Konon Ia telah menghafal karya al-ShÉmil fi UsËl al-DÊn, karya ImÉm al-×aramain, al-Mu‘tamad karya AbË al-×usain al-BaÎrÊ dan al-MustaÎfÉ karya al-GhazÉlÊ. Setelah menguasai berbagai disiplin keilmuan, FakhruddÊn al-RÉzÊ merantau ke berbagai daerah untuk meluaskan wawasannya. Ia merantau ke Khawarzm dan berdebat disana dengan tokoh-tokoh Muktazilah, yang masa itu sangat berpengaruh di Khawarzm. Selain berdebat dengan tokoh-tokoh Muktazilah, FakhruddÊn al-RÉzÊ juga berdebat dengan teolog Kristen. Dalam perdebatan tersebut, beliau menunjukkan berbagai kesalahan mendasar dalam dogma-dogma Kristiani serta mempertahankan kemurnian ajaran Islam. Perdebatan dengan tokoh-tokoh Muktazilah menyebabkan FakhruddÊn al-RÉzÊ meninggalkan Khawarzm.

Akhirnya, Ia kembali pulang ke Rayy. Pada tahun 580 H/ 1184 M, FakhruddÊn al-RÉzÊ, yang pada masa itu berusia 35 tahun, merantau lagi ke Transoxiana (al-BilÉd mÉ warÉ’a al-nahr) dan menetap kurang lebih dua tahun disana. Perjalanannya ke Transoxiana, Ia tempuh melalui Sarkhes. Di Sarkhes, Ia bertemu dengan AbudrrahmÉn ibn AbdulkarÊm al-SarkhsÊ. seorang dokter. Dalam pertemuan tersebut, FakhruddÊn al-RÉzÊ, yang saat itu juga menguasai ilmu-ilmu perubatan, menerangkan kepada dokter tersebut al-QÉnËn, sebuah magnum opus Ibn SÊnÉ dalam bidang perubatan. Dari Sarkhes, FakhruddÊn al-RÉzÊ menuju BukhÉrÉ. Selanjutnya Ia melanjutkan safari intelektualnya ke Samarqand, Khujand, BanÉkit, Ghaznah dan (Barat) India. Selama dalam perjalanan tersebut, Ia aktif berdialog dan berdebatan dengan para tokoh-tokoh setempat. Di BukhÉrÉ, FakhruddÊn al-RÉzÊ al-RÉzÊ berdialog dengan sejumlah ahli-ahli fiqh dari mazhab ×anafÊ seperti al-RaÌiyy al-NÊsÉbËrÊ dan NËr al-DÊn AÍmad ibn MaÍmËd ibn Bakr al-ØÉbËnÊ. Dari BukhÉrÉ, FakhruddÊn al-RÉzÊ berkunjung ke Ghaznah. Setelah itu, Ia kembali lagi ke BukhÉrÉ dan mengadakan dialog lagi dengan berbagai ahli-ahli fiqh dari mazhab al-HanafÊ. Setelah itu, dari BukhÉrÉ, FakhruddÊn al-RÉzÊ melanjutkan safari intelektualnya menuju Samarqand.

Sebelum kedatangannya ke Samarqand, beberapa karyanya seperti al-MabÉÍiths al-Mashriqiyyah (Penelitian Timur), SharÍ al-IshÉrÉt wa al-TanbÊhÉt (Komentar terhadap Anotasi dan Peringatan) dan MulakhkhaÎ (Sinopsis), sudah beredar disana. Dari Samarqand, FakhruddÊn al-RÉzÊ berkunjung ke GhËr. Disana Ia mendapat perlindungan dari Raja Ghaznah, ShihÉb al-DÊn (m. 602 H) al-GhËrÊ dan saudaranya GhiyÉth al-DÊn. FakhruddÊn al-RÉzÊ berhasil mengubah GhiyÉth al-DÊn, yang meyakini doktrin KarrÉmiyyah yang saat itu sangat dominan di GhËr ke Ahli Sunnah. Usaha FakhruddÊn al-RÉzÊ tersebut membuat pengikut Karramiyyah sangat marah kepadanya. Perbuatan FakhruddÊn al-RÉzÊ yang lain yang membuat pengikut Karraiyyah sangat marah adalah ketika FakhruddÊn al-RÉzÊ mengkritik tokoh mereka, Ibn Qudwah, di depan publik. AmÊr al-DÊn, sepupu sekaligus menantu dari GhiyÉth al-DÊn, menolong Ibn Qudwah dan selanjutnya mengusir FakhruddÊn al-RÉzi.

Akhirnya, Ia terusir dari GhËr. Akhirnya, FakhruddÊn al-RÉzÊ kembali ke HerÉt. Disana Ia mendapat perlindungan dari Sultan KhurÉsÉn ‘AlÉ’ al-DÊn Khawarazamshah Tukush (m. 596 H). Ia menjadi pengajar kepada anak sultan. Ketika pangeran tersebut mewarisi tahta pada tahun 596 H, FakhruddÊn al-RÉzÊ, mendapatkan kondisi dirinya lebih baik. Disebutkan bahawa ketika berada di Herat, lebih dari 300 orang murid dan pengikutnya menemaninya ketika Ia berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Ia menetap di Herat sehingga akhir hayatnya. Ia meninggal di desa MuzdÉkhÉn, Herat, pada tahun 606 H/Maret 1210, pada usianya yang ke 62 tahun. Sekalipun jasadnya telah dikubur, pemikiran-pemikirannya masih terus dikenang. Ibn AthÊr (555/1160-626-28/1228-31), seorang sejarawan Muslim terkemuka, yang hidup sezaman dengan FakhruddÊn al-RÉzÊ, berpendapat bahawa beliau adalah seorang ahli fiqh dari mazhab ShÉfi‘Ê, penulis karya-karya terkenal di dalam fiqh, usËl–al-fiqh dan lain-lain, dan beliau adalah tokoh dunia pada zamannya.

Seorang sejarawan Muslim lainnya, Ibn KhallikÉn (608/1211-681/1282) berpendapat bahawa setiap karya FakhruddÊn al-RÉzÊ memuaskan dan karya-karyanya tersebar di berbagai negara, dan karya-karyanya tersebut memberi kebahagiaan yang mendalam, masyarakat mengkaji karya-karyanya serta menolak buku-buku sebelumnya. Beliau adalah orang pertama yang mengenalkan susunan yang sistematis dalam karya-karyanya, yang sebelumnya belum seorangpun pernah melakukannya. Ia berceramah dengan sangat mengesankan, baik dalam bahasa Arab ataupun Persia, perasaan yang hinggap ketika sedang berceramah menyebabkannya menangis. Jika beliau menggelar acara-acara diskusi di kota HerÉt, maka para cendekiawan dan tokoh akan menghadiri acaranya. Mereka bertanya mengenai berbagai persoalan dan mendengar darinya jawaban-jawaban spektakular.

Disebabkan usahanya, banyak dari kalangan Karramiyyah dan kalangan lain yang kembali kepada mazhab ahli Sunnah. Di HerÉt, Ia digelar Shaykh al-IslÉm. Senada dengan pujian diatas, al-SubkÊ (727-771 H) berkomentar bahawa FakhruddÊn al-RÉzÊ adalah seorang pakar teologi, yang berpengetahuan luas dengan menguasai lintas disiplin ilmu. Pujian yang diberikan oleh para cendekiawan Muslim tersebut memang wajar diterima oleh FakhruddÊn al-RÉzÊ. Ini disebabkan beliau memang seorang ulama berwibawa yang menguasai lintas disiplin ilmu. Ia seorang filosof, teolog, pakar logika, matematika, fisika, perubatan, sastra Arab, fiqh, uÎËl al-fiqh, tafsir, sejarah dan perbandingan agama. Sekalipun puluhan karyanya telah diterbitkan, namun sehingga kini, masih banyak karyanya dalam bentuk manuskrip. Bahkan bukan itu saja, masih banyak lagi karya-karyanya yang sehingga kini keberadaannya masih belum diketahui. Tulisan di bawah ini selanjutnya akan mengungkap secara ringkas beberapa aspek pemikiran FakhruddÊn al-RÉzÊ dalam al-Qur’an, uÎËl al-fiqh, kalam dan falsafah.

Seorang Pakar Ilmu Kalam dan Filosof Selain pakar dalam bidang tafsir, fiqh dan uÎËl al-fiqh, FakhruddÊn al-Razi juga pakar dalam bidang teologi dan falsafah. Karyanya dalam masalah-msalah teologis dan filosofis sangat banyak. Dalam teologi misalnya, Ia menulis al-Arba‘Ën fi UÎËl al-DÊn; AsÉs al-TaqdÊs fÊ ‘Ilm al-KalÉm; al-KhamsËn fi UsËl al-DÊn; al-Ma‘Élim fi Usul al-DÊn; al-KamÉliyah fÊ ×aqÉ’iq al-IlÉhiyyah; al-Jabr wa al-Qadr (Al-QaÌÉ’ wa al-Qadr); NihÉyat al-‘UqËl fÊ DirÉyat al-UÎËl; SharÍ AsmÉ’ AllÉh al-×usnÉ aw lawÉmi‘ al-BayyinÉt. Selain itu, masih banyak lagi karyanya dalam teologi yang masih dalam bentuk manuskrip seperti; Al-Jawhar al-Fard; ×udËth al-‘Ólam; Al-IshÉrah fÊ ‘Ilm al-KalÉm; Al-Zubdah fÊ ‘Ilm al-KalÉm; Al-Khalq wa al-Ba‘th; ‘IÎmat al-AnbiyÉ’ dan lain-lain. Selain karya yang telah disebutkan, ada beberapa karyanya dalam bidang teologi yang telah hilang seperti TaÍÎÊl al-×aq- fÊ TafÎÊl al-Farq dan lain-lainnya.

Karya FakhruddÊn al-RÉzÊ dalam bidang falsafah juga banyak. Diantaranya: al-MaÏÉlib al-‘Óliyah (9 Jilid); al-MabÉhith al-Mashriqiyyah (2 Jilid); SharÍ al-IshÉrÉt wa al-TanbÊhÉt; SharÍ ‘UyËn al-×ikmah; LubÉb al-IshÉrÉt; MuÍaÎÎal AfkÉr al-MutaqaddimÊn wa al-MutaakkhirÊn. Selain itu, masih banyak lagi yang masih dalam bentuk manuskrip seperti Ta‘jÊz al-FalÉsifah (ditulis dalam bahasa Persia); al-MulakhkhaÎ fi al-×ikmah wa al-ManÏiq; al-ManÏiq al-KabÊr; al-Óyat al-BayyinÉt fi al-ManÏiq (al-ÎaghÊr); al-Óyat al-BayyinÉt fi al-ManÏiq (al-kabÊr); MasÉ’il al-×udËd (fÊ al-manÏiq) dan lain-lain. Seorang Pakar Psikologi Adapun buku-buku penting yang berhubungkait dengan psikologi adalah: Kitab al-Nafs wa al-Ruh wa Syarh Quwahuma, ditahqiq oleh Muhammad Saghir Hasan al-Ma’shumi, Islamad, Lembaga Kajian Islam, 1978. Di dalam kata pengantar buku tersebut, Fakhruddin al-Razi, Mengatakan, “Sesungguhnya buku ini berbicara tentang ilmu akhlak yang disusun berdasarkan metode al-burhan bukan dengan metode bahasa yang memuaskan.”

Di dalam buku itu, penulis memaparkan daya-daya jiwa dan terapi jiwa terhadap sifat-sifat yang tercela. Kemudian beliau juga memiliki kitab al-Matalib al-`Aliyah min al-`Ilm al-Ilahi, juz 7 dari buku Fi al-Arwah al-`Aliyah wa al-Safilah (al-Nafs), Beirut: Dar al-Kitab al-`Arabi, 1978. Lalu beliau juga menulis buku al-Farasah, Daliluka ila Ma`rifat Akhlaq al-Nafs wa Thaba`ihim wa ka’annahum Kitab Maftuh, ditahqiq dan diberi komen oleh Mustafa Asyura, Kaherah: Maktabah al-Quran, 1987. Menurut Fakhruddin al-Razi, jiwa ditakrifkan sebagai suatu substansi yang berbeza dengan tubuh badan, terpisah secara esensial dan bergantung dengannya secara pengaturan dan instruksi. Anggota tubuh badan merupakan perangkat dan alat bagi jiwa. Seumpama tukang kayu mengerjakan perlbagai pekerjaan dengan perantara berbagai alat, maka demikian pula jiwa, ia melihat dengan mata, mendengar dengan telinga, berfikir dengan otak dan bertindak dengan hati.

Oleh itu, semua anggota tubuh badan merupakan alat bagi jiwa. Manusia menurut Fakhruddin al-Razi Berbicara tentang manusia tidak terlepas daripada beberapa aspek, salah satu diantaranya adalah aspek jiwa kerana ia merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi seluruh anggota tubuh badan. Fakhruddin tidak mengungkapkan hal baru tentang jiwa, tetapi dia mendasarkan pendapatnya terntang jiwa dari Ibn Sina. Di berpendapat bahawa jiwa memiliki tiga macam daya, iaitu daya tumbuh-tumbuhan, daya haiwan, dan daya insani. Fakhruddin al-Razi, membahagi daya jiwa menjadi tiga bahagian iaitu; 1. Daya Tumbuh-tumbuhan Bermaksud, Allah telah memberikaan daya generative yang memiliki fungsi untuk berkembang biak di dalam tubuh manusia iaitu dengan memberikan daya nutrisi yang dapat mengubah bahan makanan menjadi materi atau suatu bahan yang boleh member nutrisi atau vitamin ke dalam tubuh yang lain. 2. Daya Haiwani Daya Haiwani terbahagi dua iaitu, daya penggerakan dan daya persepsi. Daya Pergerakan adalah, bersifat menggerakan langsung memicu. Yang mana daya yang ada di dalam otot.

Sedangkan daya pemicu untukn di sampaikan dalam pergerakan dan memiliki beberapa prasayat, di antaranya adanya ke inginan yang kuat atau rsa kerinduan yang mendalam. Atau di sebut juga emosi. Daya Persepsi adalah, ianya bersifat nyata, seperti panca indera lahir, dan dapat pula bersifat nyata, iaitu panca indera batin dan bias bersifat aktif. 3. Daya Insane Iaitu memiliki dua daya iaitu; daya teoritis dan daya praktis. Daya teoritis adalah, akal teoritis dan ianya di bagi menjadi 4 bahagian iaitu; a. Akal potensial adalah akal hayulani iaitu jiwa anak yang bebas dari semua pengetahuan dan informasi, akan tetapi ianya siap menerima informasi. b. Akal property atau bilmalakah iaitu, di bagi lagi menjadi 2 bahagian iaitu; ilmu badihiyah dan ilmu kasbiyah. Ilmu kasbiyah adalah, karena belajar yang berarti melalui proses penyusunan ilmu- ilmu yang berdasarkan kesimpulan, akan tetapi ianya terkadang mendapatkan kesusahan dan juga kemudahan dalam proses penyusunan ilmu- ilmu tersebut.

Dan kesusahan itu terkadang sampai tahap sama sekali tidak mengerti apa-apa atau seperti orang yang bodoh.tetapi sebaliknya jika mudah, maka mudah sekali dan cepat di mengerti. Ilmu badihiyah adalah, ilmu terberi yang mana seperti orang- orang yang memiliki kesempurnaan seperti di kalangan para nabi yang agung dan para hikmah yang sempurna.dan di kalangan sufi di sebut juga ilmu ladunni. Dalam alquran Allah swt berfirman, yang bermaksud: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” c. Akal aktual adalah, proses memperolehi ilmu yang di pelajari dengan cara seutuhnya dan semurna, tetapi ilmu tersebut tidak hadir di akalnya.ia dapat menghadirkannya kapan saja tanpa bersusah payah. d. Akal mustafadad adalah, jika ilmu hadir secara actual dengan secara utuh, sempurna, dan tepat itulah yang di sebut dengan akal mustafadad.

Teori pengetahuan manusia menurut Fakhruddin al-Razi adalah, “sesungguhnya jiwa pada awalnya diciptakan dalam keadaan bebas dari pengetahuan tentang banyak hal, lalu ia di beri pengetahuan oleh panca indera, baik dari faktor dalaman dan luaran, sehingga jika jiwa merasakan adanya objek inderawi dengan perantara alat-alat indera tersebut, maka maka jiwa akan menyadari berbagai kebersamaan antara dirinya dan berbagai hal yang berbeda. Hingga disini boleh diambil kesimpulan, bahawasanya manusia mendapatkan pengetahuan dengan objek- objek yang logik dan bersifat badihiyah iaitu melalui jalur indera. Maka barang siapa yang kehilangan indera maka ianya kehilangan ilmu.

Yang mempunyai maksud, indera adalah dasar pengetahuan, akan tetapi ianya juga mengakui adanya kemungkinan memperolehinya melalui jalur tanpa indera dan juga proses belajar serta usaha mencari. Di sebut juga ilmu ladunni menurut sufi. Beberapa Peringkat Jiwa Manusia Sifat dasar jiwa itu adalah al–Nufus, iaitu jiwa manusia yang berbeza dalam perwatakan. Sebahagian yang mulia bersifat Ilahi, sebahagian lagi bersifat buruk dan terkutuk: sebahagian ada yang lembut dan sebahagian ada yang despotik (lalim). Sebahagian tidak menyukai persatuan atau pertubuhan dan sebahagian lagi memiliki keinginan untuk memerintah dan mencapai kedudukan. Mereka tidak pernah menyimpang daripada wataknya. Tetapi dengan latihan dan perhatian, mereka dapat mengubah perilaku-perilaku dan kebiasaan mereka. “Jiwa-jiwa manusia yang berakal adalah berbeza-beza dari segi isi dan perlakuan. Sebahagian bersifat Ilahi , bebas dan terhormat; sebahagian peringkat bersifat buruk dan terkutuk; sebahagian ada yang rendah, gelap dan hina, sebahagian pemurah, sebahagian keras hati dan kurang cinta hal-hal yang bersifat jasmani atau dalaman, kurang cenderung kepada nya dan sebahagian mencintai kepimpinan dan kedudukan yang tinggi. Dan barang siapa yang mempertimbangkan hal-ehwal yang berkenaan dengan manusia tahulah ia bahawa masalah yang demikian. Dan setelah kita perhatikan hal-ehwal ini sungguh lazim dengan keadaan jiwa.

Dan sekiranya orang-orang yang memperhatikan hal- ehwal dirinya, tahulah ia bahawa dirinya tersedia metode yang tertentu dan jelas menuju keinginan, kebencian, dan perhatian yang merubah jiwa daripada segala keadaannya semula dan metode-metodenya, sedangkan pengaruh latihan-latihan hanya memperlemahkan akhlak, hingga tidak menguasai manusia, dan mustahil baginya berpindah dari satu sifat ke sifat yang lain sesuai dengan sabda Nabi s.a.w: “Manusia itu bagaikan barang tambang emas dan perak.” Dan “Ruh-ruh itu ibarat pasukan yang terorganisasi.” Sifat dasar jiwa ini terbahagi kepada tiga jenis iaitu kedudukan yang tertinggi, kedua kedudukan pertengahan dan terakhir kedudukan yang dimiliki orang-orang yang hanya pedulika hal duniawi.

Pertama, yang tertinggi, iaitu kedudukan jiwa yang sangat mengambil berat kepada dunia Ilahiyah, iaitu mereka ini merupakan golongan yang beriman , di mana mereka sentiasa mencari keredhaan daripada Allah. Seperti dalam firman Allah: “ Orang–orang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk syurga) .

Mereka itulah orang-orang yang didekatkan ( kepada Allah). Kedua, yang pertengahan, iaitu jiwa-jiwa yang sangat pedulikan hal duniawi yang rendah dan lebih tinggi. Kadangkala, mereka maju ke atas menuju dunia yang lebih tinggi dengan ketuhanan , dan kadangkala turun darjatnya hingga ke tingkat dunia yang lebih rendah, demi memenuhi hasrat urusan dunia dan memanfaatkan kekuasaan atasnya. Mereka adalah orang-orang yang adil( golongan kanan dari sisi Allah ) dan tetap dalam pendirian. Ketiga, kedudukan ini dimiliki oleh orang-orang yang hanya peduli pada dunia yang lebih rendah serta sibuk dengan mencari kenikmatan duniawi. Mereka adalah orang-orang yang berpura-pura( golongan kiri dari sisi Allah) dan melampaui batas hokum (menentang prinsip-prinsip moral).

Kesimpulannya, pengetahuan Allah yang membawa kepada jalan yang berdekatan dengan jiwa-jiwa adalah ilmu pengetahuan tentang latihan-latihan spiritual dan displin serta pengetahuan yang membawa ke jalan yang benar, iatu ajaran agama Islam dan pelaksanaannya. Beberapa Bukti Perbezaan Jiwa dengan Tubuh Pendapat Pertama: Al-Quran menyatakan bahawa objek seperti manusia tertentu mampu mempertahankan kerosakkan (kematian) tubuh tertentu, mengalami, menguasai , memahami Allah yang Maha Agung ketika menerangkan para syahid seperti dalam firman Allah: “Janganlah engkau mengira bahawa orang-orang yang gugur di jalan Allah(syuhada) itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan memperolehi rezeki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan kurnian Allah berikan-Nya kepada mereka.” Pernyataan di atas menerangkan bahawa objek yang menunjukkan seperti “ seorang manusia” tetap hidup setelah kematian, tubuh merasakan penderitaan dan kesenangan. Hal ini secara khusus menyatakan tubuh tidak hidup setelah kematian, telah diketahui dengan jelas.

Pendapat Kedua: Firman Allah swt: “keluarkanlah nyawa-mu”. Adalah jelas sejauh jiwa ( nyawa) dibezakan daripada tubuh badan yang kadangkala berhubungan ataupun tidak. Allah berfirman lagi: “Hai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diredhai-Nya! Ayat ini menyatakan bahawa jiwa tidak mati, bersama dengan kematian tubuh. Lebih tepat lagi, ia kembali dari tubuh menuju dunia yang penuh rahmat dan benar. Mengenai ungkapan “ kembali kepada Allah kerana kematian” , hal ini banyak diungkapkan dalam kitab suci al- Quran di banyak tempat. Semua ini menyatakan bahawa sesuatu yang membentuk manusia pada hakikatnya tidak mati bersama dengan kematian tubuh, lebih tepat lagi ia kembali dari duniawi menuju ke dunia yang selanjutnya(alam abadi).

Semua ini menjelaskan bahawa “manusia” adalah sesuatu yang berbeza dari tubuh. Pendapat yang ketiga : Allah Maha Agung , telah menjelaskan peringkat penciptaan manusia dan berfirman, “ Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dari suatu (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani ( yang disimpan ) dalam tempat yang kukuh dan terpelihara (rahim). Kemudian Kami jadikan air mani segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging itu Kami jadikan tulang-tulang, maka

Kami liputi tulang-tulang itu dengan daging, kemudian Kami jadikan ia makhluk yang( berbentuk ) lain.” Allah telah menyatakan bahawa ruh yang membangkitkan, Allah berfirman “kemudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain”. Ini menjelaskan bahawa apa yang berkaitan dengan peniupan ruh, merupakan sebuah jenis lain yang berbeza dari perubahan-perubahan sebelumnya . Pendapat Keempat: Bahawa Allah telah membezakan dunia ruh dari duni tubuh atau badan, dan kemudian membezakan kekuasaan (perintah) kerana hal ini. Seterusnya Allah menjelaskan dalam suatu ayat yang berbeza bahawa ruh termasuk urusan Tuhan, dan bukannya termasuk dunia penciptaan, ( min’ alamil Khalaq) . “ Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah , ‘Ruh itu termasuk urusan Tuhan-Ku” Pendapat kelima: Allah berfirman, “ Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh-Ku.” Allah telah membezakan antara penyempurnaan kejadiannya dan peniupan ruh. Kerana “ penyempurnaan “ itu menyatakan bahagian-bahagian anggota tubuh dan sikap tidak berlebihan(seimbang) terhadap sifat dan susunan . Ruh adalah

Sesutu yang mulia , tidak termasuk jenis tubuh. Pendapat keenam: Firman Allah swt: “ Dan jiwa serta penyempurnaannya( ciptaannya) , maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketakwaannya” Ini jelas berkaitan dengan keadaan jiwa kerana peniupan menyatakan kesempurnaan , dan perbuatan buruk. Ayat ini menjelaskan bahawa manusia itu diberi ciri dengan persepsi dan aksi sekalipun, juga bukan merupakan sebuah anggota tubuh tertentu yang digolongkan dengan seluruh perwatakan. Pendapat ketujuh : Allah berfirman,. “ Dan janganlah engkau menjadi orang-orang yang lupa kepada Allah, oleh kerana itu Dia menyebabkan mereka lupa kepada diri ( ruh) mereka”. Sekarang dudah jelas bahawa tidak seorang pun manusia yang berakal melupakan bentuk tubuh tertentunya yang diteliti dan tubuh tertentu yang mempunyai daya tanggapan ini. Hal ini menunjukkan bahawa jiwa(ruh) yang dilupakan seseorang kerana perbuatan buruknya adalah sesuatu yang lain dari tubuh.

Penutup
Dari penjelasan tersebut di atas boleh diambil kesimpulan bahawa Fakhruddin al-Razi mempunyai pendapat yang sangat asas di dalam menjelaskan konsep manusia. Iaitu sesungguhnya manusia pada asal-usul kondisinya disibukkan dengan ma’rifatullah, kepatuhannya untuk mentaati Allah, dan bersungguh-sungguh di dalam mencintainya akan mendekatkan dirinya kepada kekekalan di dalam kebahagiaan hati. Kesibukan manusia untuk memenuhi berbagai kenikmatan fisik dan keindahan inderawi malah akan menghalanginya untuk memperolehi kebahagiaan hakiki itu.